PKS Pinta Panglima TNI Baru Izinkan Tentara Muslim Berjilbab
PKS SIAK, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahetra (PKS) Sukamta, menyatakan harapannya kepada calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang baru Gatot Nurmantyo. Sukamta juga mengucapkan selamat kepada Nurmantyo yang sudah melewati fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR RI dengan baik.
"Selamat untuk Jendral Gatot Nurmantyo. Semoga visi misi yang dipaparkan ketika fit and proper test di DPR dapat terealisasi dengan baik," kata Sukamta di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/7). Sukamta menilai banyak hal menarik yang dipaparkan Nurmantyo ketika menjalani fit and proper test.
Sukamta berharap, Gatot dapat menyelesaikan persoalan negara yang menyangkut keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi Gatot sempat mengatakan bahwa NKRI adalah harga mati.
Sukamta menjelaskan, persoalan-persoalan yang menyangkut keutuhan NKRI yang harus diselesaikan oleh Panglima TNI yang baru seperti persoalan Papua dan Aceh. Menurutnya, penyelesaian yang dilakukan juga harus dengan cara yang aman dan tidak mengorbankan keutuhan NKRI.
"Dalam menyelesaikan Papua, harus tetap memperhatikan kemanusiaan dan kesejahteraan warga Papua, dan berusaha agar keutuhan NKRI terus hadir khususnya yang menyangkup wilayah seputar papua," tutur Sukamta.
Selain itu, politisi PKS dari daerah pemilihan Dearah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini juga berharap, ke depan TNI dapat mengembangkan dirinya dalam menghormati pelaksanaan atas keyakinan para tentara. Sukamta meyakini bahwa pelaksanaan agama dapat memperkuat komitmen tentara kepada keluarga besar TNI.
"Saya juga percaya bahwa dengan adanya akomodasi misalnya tentara wanita TNI mengenakan pakaian muslimah sesuai dengan yang diyakininya, itu juga akan bisa menepis anggapan orang-orang yang selama ini mengatakan bahwa TNI tidak akomodatif terhadap keyakinan agama tertentu," ujar Sukamta.
Tetapi, lanjut Sukamta, ketika keyakinan itu tidak sepenuhnya bisa diakomodir, sebaliknya hal itu bisa dijustifikasi bagi kalangan tertentu yang memiliki pikiran radikal dan ekstrim yang akan mengatakan bahwa TNI tidak akomodatif.
Lebih jauh Sukamta berharap, semoga TNI dapat mencari formula agar kekompakan TNI terus terjaga, terutama dalam hal pelaksanaan keyakinan anggota TNI seperti tentara wanita muslim dapat menjalankan keyakinan yang diyakininya.
"Mungkin dengan mengenakan jilbab misalnya. Itu merupakan bagian dari keyakinan terhadap Yang Maha Esa yang bisa diakomodir dengan sekali lagi tetap memelihara kebaikan, persatuan dan kesatuan TNI," tegas pria lulusan S2 dan S3 di Manchester University UK ini.
Sumber Pks.or.id