Wabah MERS meluas, warga China dan Hong Kong protes pada Korsel
PKS SIAK - Wabah virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) semakin pasti meluas dari Korea Selatan ke kawasan Asia Timur lainnya. China dan Hong Kong mulai mengkarantina ratusan warganya. Pada akhir Mei lalu, China sudah mengumumkan satu warganya positif mengidap penyakit yang juga disebut flu unta itu.
Belakangan, Hong Kong mengumumkan agar warganya tidak bepergian ke Korsel. Kondisi penyebaran virus tersebut di Negeri Ginseng dianggap masuk tahap serius.
"Warga Hong Kong diharapkan menghindari perjalanan yang tidak penting ke Korsel," kata Kepala Sekretaris Administrasi Pemerintah Hong Kong, Carrie Lam seperti dilansir TIME, Selasa (9/6).
Warga China, di sisi lain, menuangkan kemarahan pada Korsel lantaran teledor mengatasi penularan MERS lewat jejaring sosial. Walau sudah ada laporan bahwa virus asal Timur Tengah itu mudah menular, imigrasi Korsel tidak ketat menyaring warganya hendak pergi ke luar negeri.
Pada 26 Mei lalu, pria 44 tahun asal Korsel melawat ke Hong Kong, lanjut ke Guangzhou, China. Lelaki itu ternyata putra dari pengidap MERS pertama di Korsel.
Diperkirakan 200-an orang yang bersinggungan dengan pria itu, baik di pesawat maupun bus, kini hendak dikarantina oleh pemerintah China dan Hong Kong.
"Korsel harus bertanggungjawab jika MERS menyebar di China," kata seorang pengguna Internet di China.
Warga Negeri Tirai Bambu cukup trauma dengan virus menyerang saluran pernapasan. Sepanjang 2002-2003, virus SARS pernah menggemparkan China. Korban tewas mencapai 775 orang.
Pemerintah Korsel terus berusaha mengatasi persebaran virus yang bisa menular melalui ludah dan kontak fisik ini. Namun korban terus bertambah. Tadi malam satu penderita MERS telah tewas, sehingga total korban jiwa mencapai 7 orang. Sedangkan pasien yang dirawat intensif sebanyak 95 orang, mayoritas lansia. Hingga berita ini dilansir, 2.199 sekolah, termasuk 19 universitas di Negeri Ginseng ditutup sementara.
RS Samsung di Ibu Kota Seoul menjadi rujukan utama penderita MERS. WHO kini telah mendampingi pemerintah Korsel buat meneliti kemungkinan wabah ini meluas dalam waktu singkat.
Pakar mikrobiologi Ho Pak-leung meyakini virus MERS tidak akan menyebar dalam skala luas seperti SARS. Untuk meredakan ketakutan warga, Presiden Korsel Park Geun-hye berjanji mengerahkan semua sumber daya nasional untuk menangani virus ini.
warga Korsel kini tidak berani keluar rumah, karena virus ini kabarnya bisa menular dengan menyentuh barang yuang sempat disentuh penderita. Pusat belanja seperti Lotte Mart mengaku mengalami penurunan omzet sepekan terakhir.
Sumber Merdeka