SIBUK BERIBADAH, LELAKI INI DIUSIR ‘UMAR BIN KHATHTHAB DARI MASJID
PKS SIAK, Salim A. Fillah dalam salah satu ceramahnya yang diunggah di Youtube mengisahkan tiga orang yang sibuk beribadah di masjid pada zaman ‘Umar bin Khaththab. Orang pertama tidak dikomentari, orang kedua diberikan saran, dan yang ketiga ditendang.
Mengapa ‘Umar memberikan perlakukan yang berbeda? Padahal, ketiganya mengaku melakukan hal yang sama?
Lelaki pertama dipanggil menghadap. Kepada ‘Umar, lelaki ini mengaku, “Seperti yang Tuan lihat, saya sedang beribadah kepada Allah Ta’ala.”
“Siapakah yang menanggung nafkah keluargamu?” tanya ‘Umar.
Jawab laki-laki pertama, “Aku bertawakkal kepada Allah Ta’ala.”
Mendengar jawaban yang diiringi keyakinan itu, ‘Umar pun membiarkannya pergi. Menurut ‘Umar, tak ada yang salah dari keyakinan lelaki pertama ini. Berikutnya, lelaki kedua dipanggil menghadap.
Atas pertanyaan pertama, lelaki kedua sampaikan jawaban serupa dengan lelaki pertama. Ia sedang beribadah kepada Allah Ta’ala. Kemudian, ‘Umar pun sampaikan tanya kedua, “Siapa yang menanggung nafkah keluargamu?”
“Saudaraku,” jawab lelaki kedua. Terangnya dengan mantap, “Aku punya saudara yang bekerja. Aku mendoakan agar pekerjaannya berkah, lancar, dan diberi kemudahan.” Atas doa tersebut, tutur lelaki kedua, “Saudaraku pun membagi penghasilannya menjadi dua; untuknya dan untukku.”
Sempat tertawa, ‘Umar pun sampaikan nasihat, “Saudaramu itu lebih ahli ibadah dibanding dirimu.” Kemudian, lelaki kedua ini diizinkan tetap beribadah.
Selepasnya dipanggillah lelaki ketiga. Ia mengaku tengah beribadah sebagaimana kedua rekannya itu. Kemudian, saat menjawab pertanyaan kedua ‘Umar, lelaki ini justru ditendang.
“Aku tidak tahu,” jawab lelaki ketiga, “tiap hari ada saja rezeki yang datang kepada istri dan anak-anakku.” Tuturnya sebelum ditendang, “Kadang dikasih si Fulan, lain hari Fulan yang itu, dan seterusnya.”
Atas perbedaan perlakuan ini, Salim A. Fillah menjelaskan, “Lelaki pertama benar tauhidnya. Dia bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Laki-laki kedua memiliki alasan yang logis dan sebagai bentuk usaha yang dia lakukan. Sedangkan lelaki ketiga, ditendang karena bertawakkal kepada makhluk.”
Kepada lelaki ketiga ini, ‘Umar juga memberikan modal untuk mengupayakan nafkah. Nasihat ‘Umar, “Bekerjalah dengan alat ini. Kerjamu sehari jauh lebih baik dari ibadahmu di masjid itu selama sebulan penuh.”
Dalam salah satu haditsnya, Nabi juga pernah sampaikan nasihat, bahwa ada dosa-dosa yang hanya bisa terhapus dengan merasakan lelahnya bekerja dalam rangka mencari nafkah. Agar tidak meninggalkan generasi lemah yang meminta-minta kepada sesama, agar mandiri dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.
Sumber Kisahikmah