Ketika Alquran Hanya Menjadi Teori
PKS SIAK, Dalam sebuah ayat Alquran, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut: “Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. Imam Ibnu Qayyim dalam kitabnya yang berjudul, ‘al-Fawā`id(hal. 83)’, menerangkan bahwa salah satu bentuk pengacuhan Alquran adalah sebagai berikut: Pertama, tidak mendengarkan, dan mengimaninya. Kedua, tidak mengamalkan, dan berhenti pada halal-haramnya, meski mengimani. Ketiga, tidak menjadikannya sebagai sumber hukum baik dalam masalah pokok maupun cabang. Keempat, tidak mentadabburi, memahami apa yang dimaksudkan oleh Pembicaranya(Allah). Kelima, tidak menjadikannya sebagai obat untuk semua penyakit hati.
Dari kelima hal tadi, melalui realita yang ada –baik di dalam maupun luar negeri-, ternyata Alquran lebih banyak diacuhkan daripada diperhatikan. Apa yang terjadi saat ini, lebih mirip seperti yang digambarkan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam, dalam hadits riwayat Baihaqi:
” يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنَ الْإِسْلَامِ إِلَّا اسْمُهُ، وَلَا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ، مَسَاجِدُهُمْ عَامِرَةٌ وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى، عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ مَنْ عِنْدَهُمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ وَفِيهِمْ تَعُودُ ”
Artinya: akan datang pada manusia di kala itu Islam tidak tinggal melainkan namanya dan Alquran tidak tinggal melainkan tulisannya, masjid-masjidnya bagus namun kosong dari petunjuk, ulama’nya termasuk manusia paling jelek yang berada di bawah langit,karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali kepadanya (H.R Baihaqi).
Meskipun dari kaca mata Ahli Hadits, riwayat tersebut tidak shahih, namun coba perhatikan maknanya baik-baik. Ternyata maknanya sangat mirip dengan penjelasan Ibnu Qayyim Al-Jauzi. Alquran semakin indah bentuk dan cetakannya, tapi apakah itu semua berbanding lurus dengan pengamalan dan pengimplementasiannya? Yang ada, Alquran hanya dijadikan perlombaan, dijadikan mas kawin, dijadikan barang keramat dan lain sebagainya. Bila kondisi ini tetap terjadi, maka kelak Alquran –kalau tidak boleh dikatakan sekarang-, akan menjadi sekadar teori. Boleh jadi orang mengetahui kebaikan dari Alquran, namun tidak mungkin lagi diterapkan.
Ketika Alquran hanya menjadi teori, bagaimana mungkin bisa membangkitkan manusia dari kejahiliaannya. Mungkin sekarang banyak yang mengerti Alquran, tapi siapa yang berani menjamin, ilmunya berbanding lurus dengan amalnya. Maka tidak salah jika nanti, -sebagaimana riwayat Muslim- Alquran – di samping bisa menjadi bukti kebaikan-, juga bisa menjadi bumerang bagi pembawa(penghafal, pembaca)nya. Ada baiknya kita menyimak hadits beliau: ‘Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Alquran beberapa kaum dan Allah pun merendahkan beberapa kaum dengannya’ (Hr. Muslim).
Sumber dakwatuna