Gubernur Gatot Harapkan Persis Dampingi Umat Hadapi MEA
PKS SIAK, MEDAN (7/6) – Gubernur SUmatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho mengharapkan Pengurus Wilayah Persatuan Islam (Persis) SUmatera Utara dan Persatuan Islam Istri (Persistri) terlibat dalam mempersiapkan dan mendampingi Umat Islam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal itu dikatakannya dalam Pembukaan Musyawarah Wilayah Persis Sumut ke V di Gedung Quba Asrama Haji, Medan, Minggu (7/6).
Musyawarah Wilayah Persis dan Persisitri SUmatera Utara ke V digelar dalam rangka memilih kepengurusan baru periode 2015-2019 dihadiri ratusan peserta dari 9 daerah dan 25 cabang di SUmatera Utara. Hadir dalam kesempatan tersebut Pimpinan Pusat Persis Dodi Truna, Pimpinan Pusat Persistri Lia Yuliani, Ketua PW Persis Sumut Muhammad Nuh, Pimpinan Pusat Pemuda Persis Muslim Nurdin, Pimpinan Pusat Pemudi Persis Gyan, dan Ketua Panitia Muswil Tauhid Ichyar.
Gubernur Gatot dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi kepada Persis yang sudah menjadi mitra pemerintah dalam membangun karakter masyarakat khususnya Umat Islam.
"Sebagaimana kita ketahui, gerakan membangun karakter masyarakat harus dilakukan berkesinambungan dalam menyikapi perkembangan zaman yang dalam hal ini merupakan tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat baik itu pemerintah dan organisasi kemasyarakatan," ujar Gatot.
Lebih jauh lagi, Gatot mengungkapkan tantangan dan sekaligus peluang yang semakin besar juga menuntut Umat untuk dapat beradaptasi menghadapi penerapan Masyarakat Ekonomi Asean. Menurut Gatot, Islam sesungguhnya memiliki konsep ekonomi yang sudah matang dan teruji namun kondisi saat ini secara ekonomi kita masih tertinggal.
Menurut Gatot, Muswil Persis kali ini sangat strategis membahas pengembangan ekonomi Umat Islam dan Bangsa Indonesia dikaitkan dengan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir 2015. Sebagai organisasi keislaman, Persis diharapkan mampu ikut membangkitkan konsep ekonomi Islam yang siap bersaing dalam mengahadapi MEA.
"Kami sering menyampaikan bahwa dulu ekonomi di bawah genggaman tangan Umat Islam, tetapi tidak masuk di dalam hati Umat. Sebaliknya yang terjadi hari ini, ekonomi masuk dalam hati Umat Islam, tetapi tidak masuk dalam genggaman Umat Islam. Padahal Allah SWT mengingatkan pada kita sesungguhnya mereka amat sangat cinta pada harta dan materi. Artinya Umat Islam punya konsep ekonomi yang matang, tetapi dewasa ini harus diakui bahwa sebagian besar Umat Islam masih jauh tertinggal dari kontek ekonomi," pungkas Gatot.
Sumber pks.or.id