DIA SEPERTI ORANG YANG MEMAKAN KERIKIL PANAS
PKS SIAK, “Apabila kamu seperti apa yang kamu katakan, maka sesungguhnya dia seperti orang yang memakan kerikil yang panas. Allah Ta’ala pun akan bersamamu menunjukkan bukti-buktinya selama kamu berbuat demikian.”
Kalimat di atas adalah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang dikutip oleh Dr. Muhammad ‘Ali Hasyimi di dalam buku Membentuk Pribadi Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Lantas, siapakah yang dimaksud dengan ‘dia seperti orang yang memakan kerikil panas’?
Mereka adalah orang yang memutus hubungan ketika ada salah seorang saudaranya dari kaum Muslimin yang berupaya menyambungnya dengan sekuat tenaga. Disebutkan oleh Dr. Muhammad ‘Ali Hasyimi, bahwa suatu hari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan gambaran dosa yang amat mengerikan bagi siapa yang durhaka, menolak kebaikan, dan memutus hubungan persaudaraan dalam Islam.
Tak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki. Tanyanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah, aku memiliki seorang kerabat dekat. Aku pun menghubungkan tali silaturrahim kepadanya. Akat tetapi,” lanjut si lelaki, “mereka membalasnya dengan memutus hubungan denganku.”
Lelaki ini menjelaskan lebih detail, “Aku berbuat baik kepadanya, tetapi dia membalas dengan berbuat jahat kepadaku. Aku berbuat lembut kepadanya, tetapi dia membalasnya dengan mencampakkan diriku.”
Menyambung tali silaturahim kepada siapa yang memutuskannya memiliki kedudukan yang lebih utama dibanding menyambungnya dengan orang baik-baik. Dalam amalan ini, ada pertentangan batin yang amat dahsyat. Karenanya, hanya orang-orang terpilih yang baik hatinyalah yang mampu melakukan amalan nan sukar ini.
Menyambung talii silaturahim kepada orang yang memutuskannya dibutuhkan pengorbanan fisik berupa harta yang tak sedikit, pikiran berupa strategi paling tepat, juga amalan jiwa yang tak sederhana. Karenanya, jumlah orang yang bisa melakukannya pun amat terbatas.
Amalan ini sama sukarnya dengan mendakwahi orang yang memusuhi, memberi kepada orang yang membenci dan meneror, mendoakan orang-orang yang nyata menghina dan menyampaikan caci maki, dan menolong orang yang nyata-nyata menjatuhkan kita. Amat sukar, tapi agung pahalanya.
Karenanya pula, siapa yang membalas sambungan silaturrahim seorang hamba dengan memutuskannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam janjikan balasan, “Dia seperti orang yang memakan kerikil panas.” Mau? Jika tidak, sambunglah. Sebab, silaturahim merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya.
Sumber Kisahikmah