Cara Ketahui Kekurangan Diri Menurut Imam al-Ghazali
PKS SIAK, Mengenali diri adalah salah satu hal utama yang bisa mengantarkan seorang muslim menuju sukses di dunia dan akhirat. Dengan mengenali diri, seorang muslim bisa mengoptimalkan kebaikan di dalam dirinya dan berupaya menutupi kekurangan diri dengan melakukan proses-proses perbaikan yang berkesinambungan. Dengannya, mereka tidak berlebihan dan bijak dalam menjalani setiap episode hidupnya.
Jika mengenali kebaikan diri mudah dilakukan oleh seorang muslim, maka tidak demikian dengan menemukan kekurangan diri. Dibutuhkan kejujuran yang tulus dalam hal ini. Pasalnya, amat banyak orang yang enggan mengakui kekurangan dirinya dengan bersikap sombong.
Guna mengetahui kekurangan diri sebagai salah satu syarat untuk semakin optimal dalam melakukan riyadhah ruhiyah, Imam al-Ghazali memberikan empat kiat kepada kaum Muslimin.
Guru Spiritual
Ialah sosok yang mendidik jiwa seorang murid. Ia bisa bernama Guru Ngaji, Ustadz, Murabbi/iyah, Musyrif/ah, Kiyai, dan sebutan lainnya. Tentunya, mereka adalah sosok yang ikhlas dan hanya menginginkan kebaikan bagi murid-murid spiritualnya.
Guru spiritual inilah yang akan memberitahukan kepada muridnya terkait penyakit hati yang diderita, dan serangkaian kiat pengobatan ruhani yang harus dilakukan oleh anak didiknya itu.
Sahabat Sejati
Mereka bisa berasal dari sosok yang usianya tak jauh berbeda dari seorang penempuh jalan spiritual. Meski sebaya, mereka memiliki kepekaan ruhani sebab kesehariannya yang amat menjaga pelaksanaan ajaran-ajaran agama Islam dan menghindarkan diri dari melakukan larangan-larangan Islam.
Mereka ini, selayak Salman al-Farisi yang tak segan menegur sahabat saleh sekaliber ‘Umar bin Khaththab, dan contoh lainnya yang amat banyak dalam sejarah kecemerlangan Islam generasi awal.
Musuh
Obat, sebagian besarnya pahit dan tidak menyenangkan. Namun, obat bisa menjadi sarana kesembuhan dan kesehatan seorang manusia. Dan, seperti inilah peran seorang musuh bagi penempuh jalan spiritual. Ia dibutuhkan sebab paling tahu keburukan siapa yang menjadi musuhnya.
Maka yang dibutuhkan jika menghadapi musuh adalah berlaku tulus, mendengarkan dengan seksama, kemudian mencatat baik-baik apa yang disampaikannya. Selanjutnya, lakukanlah ritual-ritual pengobatan terhadap segala jenis penyakit yang dikatakan oleh sosok yang memusuhi tersebut.
Bergaul
Manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Maka dalam sebuah kumpulan masyarakat, kebaikan-kebaikan yang bersesuaian dengan fitrah itu tak bisa dipungkiri. Dengan demikian, jika didapati pada diri seseorang menyimpang dari fitrah itu, masyarakat akan sertamerta memberikan masukan baginya agar segera memperbaiki diri.
Dan, masyarakat terbaik yang sesuai dengan fitrahnya hanyalah masyarakat yang terdiri dari kumpulan kaum Muslimin yang senantiasa menjadikan al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai panduan hidupnya. Bukan masyarakat lainnya.
Sumber kisahikmah