Agama dan Demokrasi
Oleh: Pandu Wibowo, Komisi A FSLDK Banten dan Pembinaan PUI DKI Jakarta
PENGESAHAN nikah sesama jenis di beberapa negara bagian di AS adalah bukti bahwa agama diacuhkan oleh masyarakat dalam konteks kenegaraan dan tidak dapat mengontrol kebebasan yang lebih dari demokrasi. Karena bagi mereka agama tidak memiliki relasi dengan negara. Sebaliknya nikah sesama jenis di negara-negara Timur sulit terealisasi, karena itu merupakan bukti bahwa agama sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat dan dapat mengontrol demokrasi.
Dalam demokrasi kebebasan sangat dijunjung tinggi. Bahkan ketika kaum liberal memegang sistem ini, kebebebasan pun lebih sangat bisa dilakukan tanpa memandang adanya agama. Adanya agama dalam demokrasi mampu mengontrol kebebasan itu karena ada batasan-batasan yang Tuhan beritahu kepada manusia dalam menjalankan kehidupan. Maka dari itu sangat diperlukan kaum konservatif untuk menandingi kaum liberal di konstelasi politik ini. Karena pada dasarnya kaum konservatif dalam studinya berangkat dari individu atau kelompok yang memperjuangkan agama melalui sistem demokrasi.
Namun perjuangan yang didasari dari agama sangat sulit mendapatkan dukungan penuh dari mayoritas rakyat di negara-negara Eropa dan Amerika, karena dalam doktrinnya, tidak ada relasi antara agama dan negara. Berbeda halnya dengan negara-negara Timur yang mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Gerakan agama (islamis) yang masuk ke dalam sistem negara beranggapan bahwa agama dan negara memiliki relasi. Itu mengapa kebebasan dalam bernegara dapat terkontrol dengan adanya agama.
Sekarang yang perlu kita prediksi kedepan adalah kebebasan yang berlebihan akan berdampak buruk bagi sebuah entitas negara. Hukum agama saja dapat ditolak, apalagi hukum buatan manusia. Akan ada kekacauan dan permintaan kebebasan yang terus menerus datang ke pemerintah walau alasannya irasional. Ini tandanya agama sangat di perlukan untuk mengontrol atau membuat sistem. Agama (Islam) memiliki relasi dengan negara dan tentunya tidak menolak masuk ke dalam sistem demokrasi. Karena itu semua adalah bagian dari penyelamatan negara. Bayangkan jika kaum konservatif (islamis) tidak memperjuangkan agama melalui demokrasi, mungkin semua negara akan menjadi bebas tanpa adanya kontrol. Dan negara-negara Timur yang menganut sistem demokrasi sangat bersyukur bahwa masa depan negara dan bangsan mereka akan cerah. Karena relasi antara agama dan demokrasi bisa dipertemukan.
Agama dan demokrasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena tanpa adanya agama, sebuah sistem negara seperti demokrasi akan kehilangan eksistensinya karena membiarkan kebebasan demi kebebasan mengancurkan sistem tersebut secara perlahan. Masuknya perjuangan yang didasari karena tuntutan agama melalui demokrasi adalah bentuk dari penyelamatan negara.
Sumber Islampos