Wisata Riau 'Mati Suri', Fahmizal Usman: Hal-hal Kecil Seharusnya Diperhatikan
PEKANBARU - Sektor pariwisata di Riau sudah seperti 'mati suri'. Tidak ada gebrakan yang menjadikan potensi-potensi destinasi yang ada diketahui dan dikunjungi oleh banyak orang, terutama wisatawan lokal dan asing.
Menganggap remeh untuk hal-hal kecil dinilai menjadi salah satu kesalahan terbesar Riau untuk sulit menarik para wisatawan berkunjung ke Bumi Lancang Kuning. Bagaimana tidak, aspek-aspek kecil yang seharusnya berdampak besar tidak diperhatikan.
Seperti diantaranya memberikan rincian bagaimana bisa sampai ke lokasi wisata tersebut, membutuhkan waktu berapa lama, penginapan, makanan hingga biaya untuk mencapai lokasi tujuan.
"Ini yang akan kita ubah. Karena kebiasaan kita mengatakan apa tidak aja itu. Sebenarnya yang apa tidak itu yang harus diperhatikan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau, Fahmizal Usman, Senin (18/5/2015).
Dirinya mencontohkan seperti apa yang dilakukan oleh Pemerintah Sumatera Barat. Fahmi mengambil bagian kecil seperti Kota Bukittinggi. "Di sana para wisatawan sudah tahu mau kemana, berapa anggaran yang dikeluarkan, dimana tempat belanja, dan lain-lainnya," ujar Fahmi.
"Sementara itu yang belum didapat wisatawan di Riau. Kalau untuk tempat wisata atau nama mereka tahu, tapi tak yang bisa menarik mereka untuk datang," sambungnya.
Artinya, kata Fahmi, hal-hal sepele yang selama ini terabaikan seharusnya menjadi perhatian khusus bagi Pemprov Riau dan asosiasi-asosiasi yang berhubungan dengan itu.
Dirinya mengaku, begitu banyak potensi Riau yang bisa dijual. Seperti diantaranya Wisata Ombak Bono, Bakar Tongkang, Pacu Jalur, Candi Muara Takus dan lainnya.
Goriau