Talk Show di Metro Tv, Bupati Syamsuar Nyatakan Kesiapan Siak Sebagai Tuan Rumah Kemah Budaya Nasional
SIAK SRI INDRAPURA - Untuk mempromosikan Kabupaten Siak sebagai tuan rumah Kemah Budaya Nasional 2015, Bupati Syamsuar bersama Dirjen Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Endjat Djaenuderadjat talk show di Metro TV pukul 10.30 WIB -11.00 WIB, Rabu (27/5/2015).
Dipandu host cantik Chandra Dewi, talk show yang berlangsung 30 menit itu mengupas berbagai dampak positif digelarnya Kemah Budaya Nasional pada 3 Juni- 8 Juni 2015 di Bumi Perkemahan Tengku Buang Asmara, termasuk kesiapan Pemkab Siak sebagai tuan rumah.
Syamsuar mengaku, kesiapan Siak sebagai tuan rumah sudah 100 persen. Panitia telah menyiapkan semua sarana dan prasana untuk menyukseskan pelaksanaan Kemah Budaya Nasional yang diikuti 34 Kwarda dari masing-masing provinsi di Indonesia.
"Insya Allah, Kabupaten Siak yang dipercaya Kwarnas untuk menggelar iven Kemah Budaya Nasional tahun 2015 sudah menyiapkan semua sarana dan prasarana. Bumi Perkemahan Tengku Buang Asmara seluas 8 hektare mampu menampung 1.500 peserta dengan kapasitas 136 tenda. Selain diikuti 34 provinsi yang berjumlah sekitar 1.000 peserta, pramuka dari Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam sebanyak 237 orang juga sudah menyatakan kesiapan untuk ikut kegiatan ini. Kemudian, juga diikuti peserta dari kabupaten/kota di Riau," kata Bupati.
Karena diikuti sejumlah negara tetangga, lanjut Bupati, pihak panitia sudah bekerjasama dengan Polres Siak untuk melakukan pengamanan selama Kemaha Budaya Nasional berlangsung.
"Kepolisian juga kita libatkan. Intinya, kita siap menjadi tuan rumah yang baik. Saya mengajak masyarakat Siak agar ikut serta menyukseskan kegiatan ini, sehingga berdampak positif terhadap nama baik Siak," jelasnya.
Endjat Djaenuderadjat berharap Kemah Budaya Nasional yang rencananya akan dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan itu dapat berjalan dengan sukses.
Kegiatan Kemah Budaya Nasional yang dimulai sejak tahun 2012 itu bertujuan untuk menyatukan keragaman budaya di Indonesia. "Nantinya, masing-masing daerah akan menampilkan budaya mereka. Umumya peserta usia sekolah tingkat SMP dan SMA atau usia emas. Sehingga, dengan kegiatan ini keragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadi alat pemersatu, sehingga anak Indonesia mengetahui budaya yang ada di negarannya. Pruralisme yang kita miliki ini harus dipertahankan, jangan terkikis oleh teknologi yang terus berkembang," kata Endjat.
Endjat mengaku bangga, kendati baru memasuki tahun ke-3, namun setiap tahun kegiatan Kemah Budaya Nasional ini terus mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Buktinya, untuk menetapkan jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan itu, pihak Kementerian harus melakukan seleksi terhadap peserta.
"Kita patut berbangga, setelah ditelusuri di internet, ternyata baru negara Indonesia yang menggelar kegiatan seperti ini di dunia," tutup Endjat.
Goriau
