Sabar, Syukur, dan Tawakkal Itu Mahal
Sabar, Syukur dan Tawakkal itu mahal pahalanya, mengapa mahal? Karena kata Allah swt dalam Alquran “Sangat Sedikit Orang Bisa Melakukannya”, orang yang sabar, syukur dan tawakkal itu bisa terlihat dari apapun kondisinya. Dia tetap Keep Smile, Dia tetap tersenyum. Banyak orang ingin sabar, syukur dan tawakkal, dalam teori marketing yang butuh banyak yang bisa sedikit maka jadi mahal.
Misalnya ketika di kantor dia dikondisikan selalu salah dan dipersalahkan dia tetap sabar, gajinya terasa belum cukup dia tetap bersyukur dan dia tawakkal apa yang dilakukannya akan dilihat Allah swt dan meyakini Allah swt akan menepati janjiNya.
Ketika di rumah istrinya bikin jengkel dia tetap sabar, di rumah istrinya tidak bersyukur dengan yang diberikan suaminya dia tetap sabar, di rumah suaminya memberikan gaji yang mungkin tak selalu cukup dia tetap bersyukur, di rumah suaminya tidak seistimewa suami-suami orang lain di tempat kerjanya dia tetap bersyukur, dia tidak selingkuh. Dia bertawakkal bahwa cinta kasih yang tulusnya dilihat Allah swt.
Ketika di masyarakat perbuatan baiknya dicaci maki dia tetap sabar, nasihatnya dianggap angin lalu bahkan dibully dia tetap bersabar, kerja sosialnya hanya dibayar dengan terima kasih dia tetap berayukur dan dia bertawakkal bahwa apapun yang dilakukannya hanya untuk Allah swt dan Allah Maha melihat dan Maha mengetahui apa yang diharapkannya.
Dan Apapun yang terjadi sepanjang hidupnya dia tetap tersenyum manis dan tulus. Kondisi-kondisi di atas hanya sebagian kecil dari kondisi-kondisi menguji kesabaran, kesyukuran dan ketawakkalan orang yang mengaku beriman. Masih banyak kondisi yang lainnya, bagi mereka yang bersabar, bersyukur dan bertawakkal semua kondisi itu tidak mempengaruhi semua tindakannya, dia tetap ceria dan tersenyum manis.
Mudah menemukan orang seperti ini?
Banyak orang yang seperti ini?
Tidak kata Allah, melainkan sangat sedikit.
Maka jadilah yang sedikit, agar Anda menjadi mahal karena surga sebagai alat beli jiwa Anda sangat mahal harganya.
Dakwatuna