Lesunya Industri Karet Diduga Karena Adanya Proyek-Proyek Abadi
Pkssiak.org, Jakarta - Lesunya industri karet yang berimbas pada keresahan petani dan pengusaha mendapat perhatian dari Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin. Pasalnya, akibat industri karet yang lesu ini mengakibatkan merosotnya harga karet di seluruh sentra perkebuanan karet di Indonesia, sehingga merusak rangkaian industri karet dari hulu sampai hilir.
Andi Akmal mengatakan, serapan karet dalam negeri hanya 18 persen dari produksi karet alam domistik. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara asia lain seperti Malaysia, India dan Tiongkok, mampu menyerap karet dalam negerinya hingga 40 persen. Menurut Andi Akmal, industri ban, sarung tangan karet dan barang-barang karet lainnya, belum mampu menyerap secara besar produk karet alam dalam negeri. Sehingga, perlu campur tangan kebijakan pemerintah untuk membuat regulasi nasional agar mampu meningkatkan konsumsi nasional karet alam dalam negeri.
“Wilayah Sumatera Utara yang sangat parah guncangan industri karetnya. Sehingga gabungan pengusaha karetnya angkat bicara untuk meminta solusi kepada pemerintah. Bahkan, beberapa pabrik karet dikabarkan akan segera gulung tikar jika tidak segera dibantu,” kata Andi Akmal, di Jakarta, dalam siaran tertulisnya kepada dakwatuna.com, Rabu (13/5).
Buruknya tatanan industri karet ini, tutur Andi Akmal, juga dipengaruhi kebijakan strategis pemerintah yang minim dukungan agar industri karet ini dapat lebih berkembang. Politisi PKS ini mencontohkan, kajian pengunaan karet pada aspal jalan, secara nasional akan dapat menyerap produk karet secara masif, sehingga harga dapat stabil dari kebijakan dalam negeri saja. Namun kenyataannya, pemerintah termasuk pengusaha konstruksi jalan, enggan menerima masukan dari berbagai penelitian untuk mencampur karet pada aspal jalan, karena kekuatan jalannya akan bertahan sangat lama.
“Kekuatan jalan dimana aspalnya ditambah campuran karet alami, akan berdampak kekuatan dan keawetan jalan sehingga berakibat pada tidak ada lagi proyek abadi pembangunan jalan,” ujar Andi Akmal.
Legislator dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II ini mengatakan, perlu jiwa besar bagi pemerintah untuk menghilangkan ‘proyek-proyek abadi’ yang masih tetap berlangsung. “Proyek abadi yaitu seperti pembangunan jalan pantura yang tidak ada hentinya dibangun, puluhan tahun tidak ada ujung pangkalnya,” jelasnya.
Penggunaan campuran karet pada aspal jalan, masih kata Andi Akmal, selain mampu meningkatkan konsumsi nasional karet, juga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, menggeliatkan industri karet, dan memperlancar alur distribusi orang dan barang. Menurutnya, dengan baiknya konstruksi jalan, efisiensi dapat dilakukan karena tidak terganggu kemacetan yang dapat mempercepat waktu dan menghemat bahan bakar kendaraan.
“Kami di komisi IV menginginkan, industri karet yang berdampak langsung pada perkebunan karet dapat dijadikan sektor prioritas dari hulu hingga hilir, sehingga kebijakan pemerintah diperlukan koordinasi terintegrasi antara beberapa kementerian dibawah komando menko perekonomian. Karena ini merupakan kebijakan jangka panjang yang masih terdapat dukungan potensi lahan untuk memenuhi produksi bahan bakunya,” pungkas Andi Akmal.
Okezone.com