Berjuang Menembus Samudera demi Internet Cepat
Makassar - Internet bisa cepat dan murah, tentu ini harapan semua orang. Tapi kenyataannya, tak semudah dan sesederhana itu. Kalau kita melihat langsung prosesnya, mungkin kita bisa lebih memahami dan mau memberikan apresiasi.
Untuk menghadirkan kemudahan akses internet di tangan kita semua -- baik itu melalui smartphone, tablet, PC, maupun laptop -- ternyata perlu proses panjang dengan biaya yang tidak murah.
Begitu kita menekan tombol enter di perangkat kita, informasi yang kita minta akan dikirimkan mulai dari infrastruktur base station terdekat, hingga kemudian dialirkan trafiknya ke sentral gateway internasional hingga tiba di server tujuan.
Perlu diketahui, lebih dari 70% trafik internet di Indonesia masih lari ke Amerika Serikat dan Eropa, mengingat kita masih lebih suka buka Facebook, Google, Twitter, Path, Whatsapp, BlackBerry Messenger dan sejenisnya -- yang tentunya tak ada di Indonesia servernya.
Agar kita bisa mengakses situs luar maupun berkomunikasi data lewat pesan instan yang servernya nun jauh di luar negeri sana, harus ada yang namanya infrastruktur untuk mengantarkan bandwidth internasional. Baik itu lewat satelit maupun kabel serat optik.
Untuk satelit, biayanya mahal dan perlu waktu lama. Mulai dari pembuatan, peluncuran, hingga akhirnya bisa mengangkasa, diperlukan proses tahunan dengan biaya minimal USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun.
Itu pun dengan catatan, satelit yang diluncurkan tidak gagal orbit seperti yang sempat dialami Telkom saat meluncurkan Satelit Telkom-3 beberapa waktu lalu.
Detik.com