Walaupun Mencuri dan Berzina
Berjalanlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada suatu malam, seorang diri. Memahami bahwa sang Nabi tidak mau ditemani, maka Abu Dzar al-Ghifari yang melihat dari kejauhan tidak mendekati beliau. Hanya mengikuti. Rupanya, Nabi melihat dan memanggilnya.
“Hai Abu Dzar,” seru sang Nabi, “kemarilah.”
Sesaat setelah berjalan beriringan, Nabi memberikan sebuah nasihat yang amat mulia, “Sesungguhnya orang-orang kaya adalah orang yang paling sedikit pahalanya di Hari Kiamat, kecuali orang yang diberikan kebaikan oleh Allah Ta’ala, kemudian disebarkan dari arah kanan dan kirinya, serta dari arah depan dan belakangnya, dan beramal kebaikan dalam hartanya itu.”
Yang disampaikan Nabi adalah peringatan. Pasalnya, amat banyak orang yang mendistribusikan harta untuk kepentingan keburukan; untuk diri dan juga orang lain. Selain untuk berbuat maksiat dan bermewah-mewahan, mereka juga dengan semangat membiayai keburukan yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuknya.
Keduanya pun melanjutkan perjalanan. Hingga sampailah di sebuah tempat. Nabi bersabda kepada Abu Dzar, “Duduklah di sini.” Abu Dzar pun duduk di sebuah lembah yang penuh batu. “Duduklah,” tegas sang Nabi, “hingga aku kembali.”
Rasulullah pun pergi ke padang pasir hingga tidak terlihat oleh Abu Dzar. Agak lama. Hingga beliau kembali, sembari berkata, “Sekali pun berzina dan mencuri.”
Tak lama kemudian, setelah jarak Nabi semakin dekat, Abu Dzar pun memberanikan diri bertanya, “Ya Nabiyullah, semoga Allah Ta’ala menjadikan aku tebusanmu. Siapakah yang berbicara dari padang pasir itu? Aku mendengar seseorang (berkata-kata) yang berhadapan denganmu.”
“Itulah Jibril,” jelas sang Nabi. “Ia datang dari arah padang pasir sembari berkata, ‘Berikanlah kabar gembira pada umatmu,’” lanjut sang Nabi.
“Barang siapa,” kata Jibril kepada Rasulullah, “yang mati dengan tidak menyekutukan Allah Ta’ala sedikit pun, maka ia akan masuk surga.”
Tanya sang Nabi, “Meskipun ia mencuri dan berzina?”
Jawab Jibril, “Ya.”
Tanya Nabi kedua kali, “Meskipun dia mencuri dan berzina?”
“Ya,” singkat Jibril menerangkan.
“Meskipun,” tanya Nabi untuk ketiga kali, “dia mencuri dan berzina?’
“Ya,” terang JIbril, “meskipun ia meminum khamr.”
Hadits yang mulia ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim yang dinukil oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
Maknanya, Allah Ta’ala akan mengampuni dosa pencuri dan pezina jika mereka bertaubat dengan sungguh-sungguh. Jika pun mereka mati dalam keadaan dua hal itu, Allah Ta’ala akan mengampuni setelah menyiksa mereka jika memang memiliki tabungan amal shaleh.
Namun, terkait syirik, jika seseorang meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah Ta’ala yang merupakan kezhaliman nan besar itu, siksa Allah Ta’ala telah menunggunya. Semoga Allah Ta’ala wafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.
Kisahikmah.com