Ustadz Yusuf Mansur - Foto : Twitter |
Ustadz Yusuf Mansur menyatakan rasa kecewa sekaligus keprihatinannya melalui akun twitter pribadinya, @yusufmansur.
Inilah kicauan Ustadz yang terkenal ceplas ceplos dan dikagumi banyak remaja di Indonesia, soal revisi doa di sekolah negeri.
#sekolah susah payah kwn2 mengusahakan ada ngaji, doa2, asmaa-ul husnaa di sekolah2 swasta&negeri. tp yaaa ampuuunnn... ada yg mau ngoreksi.
#sekolah susah payah kwn2 mengawal agar anak2 berkah pelajaran&hidupnya, dg memberlakukan dhuha dulu di awal. doa di awal&di akhir.
#sekolah tapi barusan saya denger kalimat jahat banget, yg menganggap bhw ini adalah upaya pemaksaan praktik agama. Yaaa Allah...
met zuhur sob... met zuhur sis... doa dah buat negeri yg kayaknya udah ga kepengen lagi jd negeri yg dominan muslim&Islamnya. tau dah nih.
makin alergi aja dg Islam dan simbol2 agama Islam. ampun. ampun yaaa Allah. ampunin kami. bukannya bela agamaMu. malah jd begini.
makin alergi aja dg Islam dan simbol2 agama Islam. ampun. ampun yaaa Allah. ampunin kami. bukannya bela agamaMu. malah jd begini.
besok2 ga boleh azan lagi nih di masjid. sbb nunjukin dominan jg. toh gereja, &pusat2 agama lain, ga pake pengeras suara keluar.
selama ini, toleransi dah jalan dg sangat damai. yaaa Allah, jahat dan bodoh banget sih mereka2 ini. apalagi kalo ia adalah muslim jg.
aaaaammmmpuuuuunnnn... asli aammmmpppuuuunnnnn yaaa Allah. sedih, marah, ngenes....pengen cepet2 pilpres baru lagi aja.
pengen pilih yg nyata2 bnr2 bela agama, tnp perlu jg berantem. pengen pilih yg nyata2 bnr2 bela agama, tnp perlu kekerasan. met zuhur ya..
saya dulu diem. dan ngebela siapapun yg memerintah. tapi kalo sampe nyentuh udah urusan kayak doa di awal pg di sekolah2, males banget diem.
apalagi sampe nyentuh masjid2... bnr2 males diem!!!
Seperti diketahui, dalam sebuah jumpa pers di Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar tanggal 1 Desember 2014, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Anies Baswedan menjelaskan kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar tengah mengevaluasi kegiatan belajar mengajar (KBM) yang berlangsung di sekolah negeri. Salah satu hal yang akan dievaluasi adalah tata cara membuka dan menutup KBM dengan berdoa.
"Saat ini kita sedang menyusun, tatib soal aktivitas ini, bagaimana memulai dan menutup sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah. Ini sedang direview dengan biro hukum," ujar Anies .
Pasalnya, doa pembukaan dan penutupan KBM di sekolah negeri yang selama ini menggunakan tata cara agama Islam, dianggap Anies Baswedan menjadi bentuk “promosi” agama tertentu. Padahal, menurut Anies, sekolah bukanlah tempat untuk mempromosikan agama tertentu.
"Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama," tutup Anies.
-------
Terkait hal tersebut, Lilis, seorang pengajar sekolah dasar negeri di Karawang menjelaskan, sebenarnya doa pembukaan dan penutupan KBM tak wajib diikuti oleh siswa beragama selain Islam.
“Selama doa pembukaan dan penutupan, siswa non muslim kami persilakan untuk berdoa sendiri. Bisa di dalam kelas, bisa pula di luar kelas,”ujar Lilis, Selasa 9 Desember 2014.
Lilis bahkan menunjuk sekolah swasta non Islam lah yang justru menerapkan doa khas menurut agama yang dijadikan landasan ideologis sekolah tersebut.
“Maaf, saya justru tahu bahwa sekolah swasta non muslim yang memaksa siswa muslim untuk turut berdoa menurut ajaran agama yang dianut sekolah tersebut,” ujar Lilis.
Anton Chandra, seorang pengajar di sekolah swasta nasional (tak terafiliasi dengan agama tertentu), membenarkan pendapat Lilis. Menurut Anton, di tempat mengajarnya dahulu (sekolah swasta Katolik), siswa diwajibkan untuk berdoa menurut keyakinan Katolik. Hal itu bahkan diperkuat dengan surat pernyataan di atas meterai yang intinya mengizinkan siswa untuk dididik berdasarkan iman Katolik, apapun agamanya.
“Memang, kalau di sekolah swasta Katolik, siswa diharuskan berdoa menurut tatacara Katolik. Mirip dengan pesantren lah. Masalahnya, di pesantren kan nggak ada siswa beragama selain Islam,” urai Anton di Tangerang, 7 Desember 2014.
Menurut Lilis dan Anton, pemerintah tak perlu mengubah tata tertib sekolah negeri yang selama ini sudah berjalan baik.
“Saya rasa, berdoa menurut agama Islam, bukan sebuah promosi agama. Pendapat itu keliru. Apalagi bila dikatakan oleh seorang menteri pendidikan,”tutup Anton. (fs/pkspiyungan.org)