Pengamat UI : Jokowi Akan Dijatuhkan Pendukungnya
By: admin
Rabu, 05 November 2014
0
pkssiak.org - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menilai
pemerintahan saat ini tidak bisa disebut sebagai Pemerintahan Joko
Widodo (Jokowi). Faktanya, menurut dia, dalam kabinet nyaris tidak ada
loyalis Jokowi dan kader terbaik PDI Perjuangan.
"PKB itu sejak awal maunya JK jadi presiden. Ketum Partai NasDem punya hubungan khusus dengan JK dan Partai Hanura, Ketua Umumnya, Wiranto pernah menjadi cawapres JK pada pemilu 2009 lalu. Dengan demikian, barisan menteri Jokowi adalah orang-orang JK. Tidak tepat ini disebut Pemerintahan Jokowi," kata Muhammad Budyatna.
Selain itu, dia juga menyayangkan Jokowi yang tidak bisa membaca fakta tersebut karena keterbatasannya.
"Yang dia lihat Prabowo saja sebagai musuh," ujarnya.
Termasuk PPP yang masuk ke KIH sekarang adalah kelompok yang diprakarsai oleh Suharso Monoarfa yang pernah jadi anak buah JK di perusahaannya, yang menginisiasi agar JK dijadikan capres sebelum pemilu lalu yang membuat panas kuping SDA.
"Dia juga yang mendorong PPP mendukung Jokowi karena ada JK di dalamnya," tegasnya.
Selain itu, Jokowi dia nilai hanya mengambil elite kelas dua PDI Perjuangan, sementara elite PDIP sekelas Pramono Anung, Ahmad Basarah, Eva Kusuma Sundari, Rieke Diah Pitaloka, Maruarar Sirait, Arief Wibowo, Arif Budimanta, Hasto Kristiyanto malah tidak diakomodir Jokowi.
"Jokowi ini seperti dijebak, dia disodori dan dipaksa mengambil lapis kedua PDIP," tegasnya.
Jokowi harusnya segera mengantisipasi berbagai langkah blunder yang dilakukan anggota-angota koalisinya dan berbagai kekalahan KIH terhadap KMP bisa jadi disengaja. Ini agar pemerintahan Jokowi tidak berlangsung lama.
"Jadi bisa saja nanti Jokowi dijatuhkan tapi bukan oleh KMP, otaknya ada di balik para pendukungnya sendiri," ungkap Muhammad Budyatna. [pkspiyungan.org/fs]
"PKB itu sejak awal maunya JK jadi presiden. Ketum Partai NasDem punya hubungan khusus dengan JK dan Partai Hanura, Ketua Umumnya, Wiranto pernah menjadi cawapres JK pada pemilu 2009 lalu. Dengan demikian, barisan menteri Jokowi adalah orang-orang JK. Tidak tepat ini disebut Pemerintahan Jokowi," kata Muhammad Budyatna.
Selain itu, dia juga menyayangkan Jokowi yang tidak bisa membaca fakta tersebut karena keterbatasannya.
"Yang dia lihat Prabowo saja sebagai musuh," ujarnya.
Termasuk PPP yang masuk ke KIH sekarang adalah kelompok yang diprakarsai oleh Suharso Monoarfa yang pernah jadi anak buah JK di perusahaannya, yang menginisiasi agar JK dijadikan capres sebelum pemilu lalu yang membuat panas kuping SDA.
"Dia juga yang mendorong PPP mendukung Jokowi karena ada JK di dalamnya," tegasnya.
Selain itu, Jokowi dia nilai hanya mengambil elite kelas dua PDI Perjuangan, sementara elite PDIP sekelas Pramono Anung, Ahmad Basarah, Eva Kusuma Sundari, Rieke Diah Pitaloka, Maruarar Sirait, Arief Wibowo, Arif Budimanta, Hasto Kristiyanto malah tidak diakomodir Jokowi.
"Jokowi ini seperti dijebak, dia disodori dan dipaksa mengambil lapis kedua PDIP," tegasnya.
Jokowi harusnya segera mengantisipasi berbagai langkah blunder yang dilakukan anggota-angota koalisinya dan berbagai kekalahan KIH terhadap KMP bisa jadi disengaja. Ini agar pemerintahan Jokowi tidak berlangsung lama.
"Jadi bisa saja nanti Jokowi dijatuhkan tapi bukan oleh KMP, otaknya ada di balik para pendukungnya sendiri," ungkap Muhammad Budyatna. [pkspiyungan.org/fs]
DPD PKS Siak - Download Android App