Dilansir dari Al-Arabiya Selasa (4/11), peristiwa tersebut terjadi setelah Erdogan berpidato di salat satu jalan tersibuk di Istanbul. Awalnya Erdogan yang berjalan-jalan di jalur pejalan kaki di Esenler, melambaikan tangan simpatik dan bercakap-cakap dengan rombongannya.
Tapi kemudian ia melihat seorang pria merokok di balkon tertutup di lantai dua sebuah kafe. Erdogan berhenti dan menggoyangkan jarinya, memberi isyarat bahwa pria itu melanggar hukum.
"Ada hukuman untuk itu," kata Erdogan pada perokok.
Tak sampai situ saja, Erdogan bahkan bertanya pada Walikota Esenler mengenai keberadaan polisi untuk menindak orang tersebut. Awalnya walikota menganggap Erdogan hanya bergurau, sebelum akhirnya menyadari keseriusan sang presiden.
"Orang tak tahu malu itu duduk di sana dan terus merokok bahkan setelah presiden memberi tahunya untuk berhenti. Demi tuhan, ini bulan Muharram!," serunya.
Walikota Istanbul Kadir Topbas mencoba meredakan ketegangan dengan mengatakan, orang itu akan berjanji untuk tak merokok lagi. Tapi Erdogan menolak untuk tenang dan memerintahkan polisi untuk mendenda orang tersebut.
Polisi pun akhirnya mendenda pria itu sebesar 90 lira atau 40 dolar setelah Erdogan pergi.
Pada 2009, Erdogan memberlakukan larangan merokok di semua bangunan publik seperti kafe, bar dan restoran, termasuk beberapa ruangan tertutup.
Larangan tersebut menuai kecaman kritikus, yang mengatakan Erdogan terlalu mencampuri urusan gaya hidup masyarakat dan memberlakukan Islamisasi di negara sekuler itu.
Namun Erdogan merupakan pembenci tembakau. Ia bahkan mengatakan, ancaman rokok lebih besar dibandingkan terorisme. Erdogan juga pernah memarahi tim nasional sepak bola Turki, yang kedapatan memiliki tato di lengannya. Ia mengatakan, hal itu bisa berisiko pada kesehatan.[ROL/Islamedia/YL]