Kegiatan FGD ini dihadiri perwakilan dari beberapa instansi pemerintah dan organisasi masyarakat seperti BKOW, NSG, Forsap, BKKBN, DPRA, KPA Aceh, KAMMI, Salimah, IBI, WAPER, Dinas Syariat Islam, MISPI, MPU, RSUZA, dan Lembaga Seuramoe Inong.
Ketua Bidang Perempuan PKS Aceh, Hayati, ST, menyebutkan FGD tersebut sebagai bentuk kepedulian akan fakta sosial bahwa dalam sepuluh tahun terakhir jumlah penderita penyakit AIDS semakin meningkat di Aceh, bahkan hingga menyasar Ibu Rumah Tangga dan anak-anak seperti yang pernah diberitakan sejumlah media massa akhir-akhir ini.
“Sebelumnya ada fakta mengejutkan ketika media mengungkap bahwa dalam 10 tahun terakhir sejak tahun 2004-2014 kasus HIV/AIDS mencapai 272 penderita di Aceh yang terdiri dari 83 penderita HIV dan 189 penderita AIDS, artinya peningkatan penyakit ini mencapai 28 kasus per tahunnya,”ujarnya.
Pada kesempatan itu Komite Penanggulangan AIDS (KPA) Aceh juga dalam paparannya membenarkan adanya peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS di Aceh.
Diskusi tersebut melahirkan sejumlah rekomendasi, antara lain mendesak pemerintah Aceh agar meningkatkan anggaran bagi program penanggulangan penyakit AIDS, selanjutnya meminta instansi terkait mengintensifkan program penyuluhan kepada masyarakat tentang seluk beluk bahaya penyakit AIDS, sehingga masyarakat Aceh semakin paham dan berusaha menghindarinya. Selain itu juga perlu ditingkatkan pembinaan terhadap keluarga dan calon pasangan suami-istri (pasutri), karena ketahanan keluarga juga merupakan salah satu benteng dari serangan penyakit yang mematikan ini. [atjehpost]