Ilustrasi @ |
pkssiak.org - Seorang ayah shalih yang diabadikan dalam al-Quran itu bernama Luqman.
lelaki ini dikisahkan banyak menghabiskan waktu dengan sang anak
lelakinya; melakukan perjalanan bersama, berbagi pengalaman dan
menumbuhkan keimanan berdua.
Sungguh Surah Luqman adalah surat bagi para ayahanda. Bahwa memberi
nasihat kepada ananda adalah kewajiban seorang ayah. Bahwa yang meniup
ruh keimanan serta ketauhidan di dada anak-anak adalah lelaki pelindung
keluarga. Bahwa yang mengenalkan syukur dan sabar kepada keluarga adalah
lelaki kuat yang dipanggil dengan sebutan abati.
Surah luqman adalah prosedur tetap, standar pabrik, kualifikasi layak
uji wajib bagi seorang lelaki untuk mendapatkan sertifikasi seorang
ayah.
Apakah yang dijelaskan di dalam surah tersebut? Adakah dimasukkan di dalamnya perintah:
"Hai anakku, jadilah engkau seorang kaya raya!"
Atau,
"Hai anakku, jadilah seorang astronot, presiden, atau setidaknya dokter spesialis!"
Atau,
"Hai anakku, berbedalah! Sungguh engkau terlahir berbeda!"
Atau,
"Hai anakku, banggalah dengan dirimu sendiri, sungguh kami akan menerimamu apa adanya!"
Tidak, semua itu bukanlah Kualifikasi wajib. Itu adalah hal yan sunnah belaka.
Yang wajib bagi seorang ayah adalah salah satunya perintah yang diabadikan dalam ayat ke 13 surah ini,
"Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah! Sungguh mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Betapa agungnya perkataan singkat ini. Betapa dalam maknanya. Betapa
mudah mengucapkannya. Namun, betapa banyak jiwa yang terlupa
mengucapkannya. Bahkan mungkin banyak pula yang menganggap ini adalah
perkataan yang tiada penting untuk diucapkan oleh lidahnya.
Wahai ayahanda, coba tanyakan di dalam diri kita masing-masing,
"Pernahkah kita menasihati anak kita selayak Luqman?" Atau,
jangan-jangan sebegitu besar sudah anak-anak di dalam pangkuan, kita
nafkahi siang dan malam, mengantar ke sekolah setiap pagi, memberikan
perbekalan dan kebutuhan lainnya, namun tidak pernah kita mengucapkan
nasihat yang sangat penting tersebut?
Bila belum pernah, maka segeralah wahai saudaraku. Agar kelak di hadapan
Allah, kita mampu mempertanggungjawabkan diri sebagai ayah yang baik
selayak ayah shalih sepanjang masa. Luqman nan bijaksana. []
Penulis : Rahmat Idris
[bersamadakwah.com]