Penjelasan Ulama Tentang Tawakkal
Bisyr Al-Hafy berkata, “Adakalanya seseorang yang berkata, ‘Aku tawakkal kepada Allah’, tetapi dia berdusta kepada Allah. Kalau memang dia benar-benar tawakkal kepada Allah, tentu dia meridhai apa pun yang dilakukan Allah terhadap dirinya.”
Ibnu Atha’ berkata, “Tawakkal ialah jika engkau tidak mempunyai kecenderungan kepada sebab-sebab tertentu, sekalipun engkau sangat membutuhkannya. Hakikat kedamaian tidak akan beralih ke kebenaran selagi engkau mengandalkan sebab-sebab itu.”
Dzun-Nun berkata, “Tawakkal artinya tidak bersandar kepada pengaturan diri sendiri, berlepas dari daya dan kekuatan diri sendiri. Tawakkal seorang hamba semakin kuat jika dia mengetahui bahwa Allahmengawasi dan melihat dirinya.”
Abu Ali Ad-Daqqaq berkata, “Tawakkal itu ada tiga derajat: Tawakkal itu sendiri, berserah diri, lalu pasrah. Orang yang tawakkal merasa tenang karena janji Allah, orang yang berserah diri cukup dengan pengetahuannya tentang Allah dan pasrah adalah ridha terhadap hukum-Nya. Tawakkal merupakan permulaan, berserah diri merupakan pertengahan dan pasrah merupakan penghabisan. Tawakkal merupakan sifat orangorang Mukmin, berserah diri merupakan sifat para wali dan pasrah merupakan sifat muwahhidin. Tawakal merupakan sifat orang-orang awam, berserah diri merupakan sifat orang-orang khusus, dan pasrah merupakan sifat orang-orang yang lebih khusus dari orang-orang yang khusus. Tawakkal adalah sifat para nabi, berserah diri adalah sifat Ibrahim, sedangkan pasrah merupakan sifat Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.”
(Ibrohim Sholeh)