Fenomena Munculnya Kaum Nabi Luth di Indonesia
By: admin
Sabtu, 18 Oktober 2014
0
Anda pasti pernah mendengar LGBT (Lesbi, Gay, Bisek, Transgender).
Kelompok ini pernah mencuat sebelumnya dan ingin disahkan keberadaannya.
Keberadaan disini mencakup pelegalan pernikahan dan hubungan mereka.
Namun untungnya negara kita belum melegalkan pernikahan antar sesama
jenis ini.
Meskipun negara kita belum melegalkan pernikahan sesama jenis, namun
mereka (LGBT) jumlahnya cukup banyak. Menurut sebuah riset penelitian di
Universitas Wangsa Manggala mengenai keberadaan kaum gay pada berbagai
kota, komunitas gay paling banyak dapat dijumpai di Jakarta dan
peringkat kedua komunitas gay banyak dijumpai di Yogyakarta. Di dalam
setiap kota, terdapat komunitas yang khusus didirikan oleh dan untuk
para gay.
Walaupun berbeda nama komunitas, tiap-tiap komunitas dalam setiap
kota tetap saling berhubungan dan bertukar informasi mengenai
perkembangan fenomena gay pada daerahnya masing-masing (Fahry, dalam
Bulletin GAYa Nusantara, 1999). Yogyakarta merupakan kota yang menduduki
peringkat kedua dalam hal banyaknya komunitas gay yang terdapat di
sana.
Sampai tahun 1999, kehidupan para gay di Yogyakarta masih sangat
tertutup dan tabu oleh masyarakat, akan tetapi saat ini fenomena adanya
kaum gay di Yogyakarta makin menjamur. Atmosfer kota Yogyakarta sangat
mendukung meluasnya keberadaan para gay. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Yogyakarta saat ini banyak didominasi oleh warga pendatang
atau mahasiswa yang berasal dari bermacam-macam daerah di Indonesia
bahkan dari Negara lain, sehingga dapat dikatakan bahwa Yogyakarta
merupakan suatu bentuk Indonesia mini karena di dalamnya terdapat
berbagai macam model dan jenis orang di mana mereka berasal dari latar
belakang dan adat istiadat serta kebisaan yamg berbeda.
Banyaknya orang dari berbagai daerah tersebut, maka di Yogyakarta
banyak terdapat tempat kos dan klub malam. Kedua tempat tersebut dapat
menjadi awal dari perkembangan dan meluasnya fenomena gay di Yogyakarta.
Karena suatu komunitas gay dapat melakukan acara berkumpul bersama
bahkan mengadakan arisan di tempat seperti itu (Hidayat, 2008, dikutip
secara on-line dari Cerita Gay dari Yogyakarta).
Sebenarnya komunitas para gay di Yogyakarta sudah ada sejak tahun
1985 di mana kaum gay di Yogyakarta mendirikan Persaudaraan Gay
Yogyakarta (PGY) dan mendeklarasikan bahwa di bulan maret adalah
merupakan bulan solidaritas lesbian dan gay Indonesia, dan
pendeklarasian itu dilakukan oleh Indonesian Gay Society (IGS) dan
Lembaga Indonesian Perancis (Bunch, 2007, dikutip secara online dari
Pesta Gay).
Menurut perkiraan para ahli dan Badan PBB, dengan memperhitungkan
jumlah penduduk lelaki dewasa, jumlah gay di Indonesia pada 2011
diperkirakan lebih dari tiga juta orang, padahal pada 2009 angkanya 800
ribu orang. Jadi, hanya dalam waktu dua tahun, jumlahnya meningkat lebih
dari 300 persen. Bahkan, diperkirakan pada 2014 ini jumlahnya lebih
besar lagi.
Data diatas hanya menunjukan mereka yang gay. Tentu masih banyak
orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang seperti lesbi, bisek dan
transgender. Fenomena ini begitu memilukan. [fha/islampos/annyaasss/rol]
DPD PKS Siak - Download Android App