aljabar @bikhir.ma |
pkssiak.org - Kita harus bangga sebagai kaum muslimin. Dunia ini maju karena adanya
Islam. Kemunduran kaum Muslimin adalah cikal bakal meruginya dunia.
Bahkan,dunia Barat yang kini maju sedemikian pesatnya, sebab utamanya
adalah mempraktekan dan mengakomodasi penemuan-penemuan cendekiawan
Muslim zaman dahulu.
Dan, mundurnya kaum muslimin bermula ketika mereka mulai mengagumi
membabibuta, mengekor dan berkiblat kepada dunia Barat. Sebagai bukti
kemajuan Islam karena kecemerlangan pemeluknya, berikut lima penemuan
cendekiawan muslim yang berhasil mengubah dunia.
1. Kopi disebut oleh gereja Katolik sebagai 'minuman Muslim'
Jauh sebelum masyarakat Barat menjadi konsumen kopi paling setia, umat
Islam di masa lalu lebih dulu menemukannya. Menurut cataran sejarah,
sekitar tahun 1.400-an, kopi menjadi minuman populer di Jazirah Arab,
utamanya Yaman.
Semasa kekalifahan Ustmaniyah, kopi menjadi komoditas andalan. Komoditas
ini didatangkan secara langsung dari Yaman untuk dibawah ke seluruh
wilayah Ustmaniyah. Kopi pun menyebar dari Kairo, Damaskus hingga
Baghdad.
Di awal perkenalan kopi oleh warga Eropa, gereja Katolik menyebutnya
sebagai minuman Muslim. Hingga pada akhirnya, kopi menjadi bagian dari
era pencerahan Eropa. Pada masa itu, kopi menjadi teman para kalangan
filsuf dan pemikir saat membahas masalah hak asasi, pemerintahan, dan
demokrasi. Itulah sebabnya, kopi merupakan temuan paling penting di
dunia Islam.
2. Aljabar yang diwajibkan pada ilmu matematika di dunia Barat
Cabang ilmu matematika ini merupakan temuan Muhammad bin Musa
al-Khawarizmin (780-850). Dalam buku monumentalnya, al-Kitab
al-Mukhtasar fi Hisab al-jabr wa-lMuqabala (The Compendious Book on
Calculation by Completion and Balancing), ia membentuk prinsip-prinsip
dasar persamaan aljabar. Nama buku itu sendiri mengandung kata
"al-jabr", yang berarti "selesai".
Dalam buku itu, al-Khawarizmi menjelaskan cara menggunakan persamaan
aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk memecahkan masalah
dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian warisan. Aspek unik
dari alasannya mengembangkan aljabar adalah keinginan membuat
perhitungan hukum Islam lebih mudah. Karena saat itu belum ada
kalkulator dan komputer.
Di Barat, Aljabar lebih dikenal dengan Algoritma. Saat ini, Aljabar
menjadi satu panduan wajib pada ilmu matematika di dunia Barat.
Kesuksesan para ilmuwan Muslim melahirkan temuan brilian tidak terlepas
dari manajerial pendidikan yang dikembangkan pada masa itu. Komposisi
antara ilmu pengetauan dan agama menjadi perpaduan yang indah dari
fondasi peradaban Islam.
3. Masjid sebagai pusat perkembangan peradaban
Selain sebagai tempat umat Islam beribadah, masjid juga merupakan pusat
pendidikan. Di masjid, para ulama mendidik generasi muda dengan ilmu
agama. Kemudian, muncul pemikiran untuk menurunkan ilmu lain, yang
selanjutnya dikenal sebagai madrasah.
Saat itu, madrasah merupakan bagian dari masjid. Belum terpisah atau
menjadi lembaga formal seperti sekarang. Barulah pada tahun 859, Dinasti
Fatimiyah di Maroko mengembangkan Madrasah al-Karaounine. Di madrasah
itu, para pelajar mendapat ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan imu
agama. Mereka yang lulus dari madrasah akan diberikan ijaah.
Sejak itu, madrasah mulai menyebar ke seluruh wilayah berperadaban
Islam. Lahir Universitas al-Azhar Kairo. Kemudian, kekalifahan Seljuk
membangun madrasah di seluruh Timur Tengah. Konsep pendidikan ini
kemudian diperkenalkan di Spanyol, yang kemudian segera menyebar cepat
di Eropa. Sejak itu, pemberian gelar atau ijazah menjadi satu temuan
lain dari dunia Islam yang kini dipakai dunia Barat.
4. Marching band yang ditemukan pada masa kejayaan Ustmaniyah
Marching band adalah bagian dari unit militer Janissary. Tujuan unit ini
adalah menakuti musuh dengan menggebuk drum besar dan simbal. Dunia
Barat baru mengenal teknik ini ketika Ustmaniyah dikalahkan Kekaisaran
Austria-Hongaria di Wina.
5. Fotografi
Sebelum era 'selfie', dunia Islam melalui Ibn al-Haytham telah
mengembangkan satu metode dibidang optik. Ia meneliti bagaimana kerja
kamera lubang jarum, cikal bakal kamera modern. Dia menyadari bahwa
semakin kecil lubang jarum (aperture), semakin tajam kualitas gambar,
memberinya kemampuan untuk membangun kamera yang sangat akurat dan tajam
saat mengambil foto. [Bahagia/ROL]