Hidayat: Ironi, Dukungan Publik Terhadap Partai Korup Masih Tinggi
By: admin
Selasa, 16 September 2014
0
Dari 48 orang yang tersangkut korupsi, sebanyak 26 orang akan menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten/Kotamadya, 17 orang akan menjadi anggota DPRD Provinsi, dan lima orang akan dilantik sebagai anggota DPR RI.
Berdasarkan asal partai, Demokrat merupakan partai politik yang kadernya paling banyak terjerat korupsi, tetapi terpilih lagi menjadi anggota Dewan periode 2014-2019, yaitu 13 orang. Diikuti PDIP sebanyak 10 orang dan Golkar sebanyak 10 orang yang terjerat korupsi.
Sementara dari PKB terdapat lima orang kader, sedangkan Gerindra dan Hanura masing-masing sebanyak tiga orang kader. Selanjutnya, PPP sebanyak dua orang, Nasdem dan PAN masing-masing satu orang. PKS? Nihil.
Data ICW ini menunjukan sebuah ironi. Dimana partai juara korupsi malah dipilih rakyat dan menjadi juara pemilu 2014 kemarin. Apakah rakyat lebih suka dengan partai korup? Terus gembar gembor anti korupsi kenapa milihnya partai korup? Kenapa caleg korup malah dipilih? Kenapa yang berish tidak dipilih?
Inilah ironi yang disampaikan PKS jauh sebelum pemilu 2014 berlangsung. Betapa korupsi sudah mengakar. Banyaknya partai yang kadernya terlibat korupsi selayaknya akan dipersepsikan sebagai partai korup yang berujung pada rendahnya dukungan masyarakat, namun yang terjadi justru sebaliknya.
"Ada ironi yang memprihatinkan, dukungan besar masyarakat pada KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi yang dipercaya tak berbanding lurus dengan sikap masyarakat dalam memilih partai politik," kata Ketua Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, dikutip dari detik.com.
Menurut Hidayat, harusnya dukungan masyarakat yang besar pada pemberantasan korupsi berbanding lurus dengan penilaian mereka terhadap hal-hal yang dilakukan partai.
DPD PKS Siak - Download Android App