Prof. Asep Warlan: Burhanuddin Menyesatkan!
By: admin
Sabtu, 12 Juli 2014
0
pkssiak.org - Pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi yang
menyebut KPU keliru jika hasil penghitungan manual tidak sama dengan
hasil quick count yang dilakukan lembaganya, tak bisa ditolelir.
"Menurut saya pernyataan dia sangat naif dan tidak seharusnya dilontarkan oleh seseorang yang mengaku intelektual," kata Pakar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan, Bandung, Prof. Asep Warlan Yusuf ketika dihubungi wartawan (Jumat, 11/7).
Tak itu saja, Asep juga menilai pernyataan itu sebagai pernyataan sombong dan cendrung menyesatkan. Karenanya dia berharap publik tidak terprovokasi oleh pernyataan konyol seperti Burhanuddin tersebut.
Menurut dia seharusnya Burhanudin memahami metode statistik manapun harus menegaskan margin error. Pasalnya hasil yang dikeluarkan bukan hasil sebenarnya karena hanya mengambil sample saja. "Yang namanya metode statistik yah pasti ada margin errornya.Tidak ada hasil survei tidak menempatkan margin error karena data yang diambil juga hanya sample," jelasnya.
Dia menambahkan, semakin kecil margin error maka seharusnya semakin baik kualitas survei yang dilaksanakan. Nah, dalam survei quick count ujarnya lagi margin error biasanya ditetapkan 1-2 persen.
Artinya para pembuat survei menyadari ada kesalahan sampai 2 persen. Dan karena perbedaan suara yang tipis yang hanya mencapai putaran dua persen, maka bisa saja kesalahan itu terjadi sehingga orang yang seharusnya menang menjadi kalah dalam survei dan orang yang seharusnya kalah menjadi menang.
Dengan fakta ini, menurut Asep seharusnya tidak boleh ada lembaga survei menyatakan kalau hasil survei mereka yang paling tepat.
"Jadi kalau survei mereka saja sudah menegaskan ada margin error atau kesalahan, maka sangat aneh mereka malahmenuduh hasil hitungan sebenarnya (KPU) yang salah. Semua akademisi pasti akan menolak hasil pernyataan sombong seperti ini. Burhanudin seolah ingin mengklaim bahwa survei yang dilakukannya tanpa margin error dan ini tidak akan mungkin diakui," ujarnya.[dem/rmol]
"Menurut saya pernyataan dia sangat naif dan tidak seharusnya dilontarkan oleh seseorang yang mengaku intelektual," kata Pakar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan, Bandung, Prof. Asep Warlan Yusuf ketika dihubungi wartawan (Jumat, 11/7).
Tak itu saja, Asep juga menilai pernyataan itu sebagai pernyataan sombong dan cendrung menyesatkan. Karenanya dia berharap publik tidak terprovokasi oleh pernyataan konyol seperti Burhanuddin tersebut.
Menurut dia seharusnya Burhanudin memahami metode statistik manapun harus menegaskan margin error. Pasalnya hasil yang dikeluarkan bukan hasil sebenarnya karena hanya mengambil sample saja. "Yang namanya metode statistik yah pasti ada margin errornya.Tidak ada hasil survei tidak menempatkan margin error karena data yang diambil juga hanya sample," jelasnya.
Dia menambahkan, semakin kecil margin error maka seharusnya semakin baik kualitas survei yang dilaksanakan. Nah, dalam survei quick count ujarnya lagi margin error biasanya ditetapkan 1-2 persen.
Artinya para pembuat survei menyadari ada kesalahan sampai 2 persen. Dan karena perbedaan suara yang tipis yang hanya mencapai putaran dua persen, maka bisa saja kesalahan itu terjadi sehingga orang yang seharusnya menang menjadi kalah dalam survei dan orang yang seharusnya kalah menjadi menang.
Dengan fakta ini, menurut Asep seharusnya tidak boleh ada lembaga survei menyatakan kalau hasil survei mereka yang paling tepat.
"Jadi kalau survei mereka saja sudah menegaskan ada margin error atau kesalahan, maka sangat aneh mereka malahmenuduh hasil hitungan sebenarnya (KPU) yang salah. Semua akademisi pasti akan menolak hasil pernyataan sombong seperti ini. Burhanudin seolah ingin mengklaim bahwa survei yang dilakukannya tanpa margin error dan ini tidak akan mungkin diakui," ujarnya.[dem/rmol]
DPD PKS Siak - Download Android App