Pelintir Twitter Fahri, Marwan Jafar Diingatkan Plagiarismenya
By: admin
Minggu, 06 Juli 2014
0
pkssiak.org, JAKARTA
- Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Jusman
Dalle mengatakan ancaman Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar yang ingin
mengepung kantor PKS karena menilai pernyataan Wasekjen PKS Fahri
Hamzah, menghina santri, adalah pernyataan yang over acting dan
memprovokasi dengan memplesetkan maksud pernyataan Fahri.
"Saya pikir pernyataan Marwan yang mau mengepung kantor PKS karena pernyataan Fahri adalah overacting. Fahri jelas tidak bermaksud menghina para santri, tapi hanya sekedar meluapkan kekagetan karena ide yang dikemukakan Jokowi ingin menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri agar mendapat dukungan santri. Kalau pernyataan itu diplintir seolah Fahri menghina santri, itu sudah provokasi namanya dan sama sekali tidak relevan," kata Jusman, di Jakarta, Kamis (3/7).
Karena itu, Jusman menyarankan Marwan untuk kembali belajar membaca dan mempelajari maksud kicauan Fahri di twitternya. Sebab, Marwan adalah elit partai dan jangan sampai berkali-kali salah dalam memahami maksud sebuah tulisan.
"Kesannya, dia bukan hanya tidak bisa membaca, tapi juga tidak bisa menulis. Kalau dia bisa membaca tentunya paham apa maksud Fahri dan tidak memplintir terlalu jauh pernyataan Fahri tersebut," ujarnya.
Jusman Dalle kembali membuka persoalan yang pernah menimpa dirinya pada 2012 silam. Itu terkait dengan plagiarisme opini yang dilakukan Marwan Jafar yang ditulis di Koran Tempo pada 13 Januari 2012 dengan judul "Pengelolaan Energi Libya Pasca-Qadhafi".
"Waktu itu tidak tuntas, kita berdebat dua jam tentang desakan dia minta maaf ke depan media, tapi tidak disampaikan ke media. Itu yang paling urgent. Waktu telepon dia minta maaf secara pribadi. Saya minta permintaan di depan media tidak mau," ujar Jusman saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Tulisan yang dijiplak Marwan Jafar berasal dari dua tulisan Jusman yang diterbitkan di media online Okezone.com pada (25/10/2011) dengan judul "Quo Vadis Libya dan Perang Ideotik Libya" yang ditayangkan di Detik.com tanggal (28/03/2011).
Jusman bercerita, kasus yang terjadi awal 2012 itu mulanya akan dibawa ke Badan Kehormatan DPR RI. Namun langkah tersebut urung dilakukan. "Karena Bang Fahri Hamzah sempat komunikasi waktu saya mau lapor ke BK DPR. Pertimbangannya Pak Marwan dari NU, sahabat-sahabat kita juga. Karena Bang Fahri bilang tahan dulu, akhirnya tidak dilaporkan. Dalam hal ini, Fahri membantu Marwan," ungkap Jusman.
Kolomnis di media cetak nasional ini mengatakan jika ke depan Marwan Jafar didorong menjadi pejabat publik dirinya tidak sepakat. Alasannya, Marwan memiliki cacat. "Kalau misalnya nanti jadi menteri, saya tidak sepakat," tandas Jusman.
Terkait polemik soal "sinting", Jusman menilai hal tersebut terlalu berlebihan. Menurut dia, Marwan cenderung melakukan provokasi terhadap kalangan santri. "Komentar itu tidak relevan kalau dilihat secara utuh. Fahri Hamzah sudah menjelaskan konteks ide Jokowi," tegas alumnus Universitas Hasanudin ini.
Sebelumnya, Marwan mengancam akan melakukan mobilisasi santri seluruh Indonesia bila Fahri tidak meminta maaf terkait kicauannya di Twitter. "Dia (Fahri) harus minta maaf 1x24 jam kalau tidak kami akan konfrontasi. Kita akan mobilisasi santri seluruh Indonesia untuk mengepung kantor-kantor PKS dan sekaligus untuk mengepung tim pemenangan di sana," ancam Marwan di Cilegon, Banten, Selasa (2/7/2014) malam.
Marwan menyebutkan kicauan Fahri dianggap telah melakukan penghinaan kepada Jokowi, santri dan kiai. Oleh karena, Marwan menegaskan pihaknya harus bersiap tegas terhadap kicauan Fahri Hamzah di Twitter.
Sementara ketika dikonfirmasi ihwal ancaman Marwan Ja'far kepada dirinya agar meminta maaf atas kicauannya di Twitter, Fahri dengan santai menjawab "Marwan Ja'far kawan kita juga. Saya mau ngomong ke dia, saya pernah nolong dia. Dia pernah berurusan dengan kader kami," kata Fahri di gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (2/7/2014), tanpa merinci apa yang dimaksud.
"Saya pikir pernyataan Marwan yang mau mengepung kantor PKS karena pernyataan Fahri adalah overacting. Fahri jelas tidak bermaksud menghina para santri, tapi hanya sekedar meluapkan kekagetan karena ide yang dikemukakan Jokowi ingin menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri agar mendapat dukungan santri. Kalau pernyataan itu diplintir seolah Fahri menghina santri, itu sudah provokasi namanya dan sama sekali tidak relevan," kata Jusman, di Jakarta, Kamis (3/7).
Karena itu, Jusman menyarankan Marwan untuk kembali belajar membaca dan mempelajari maksud kicauan Fahri di twitternya. Sebab, Marwan adalah elit partai dan jangan sampai berkali-kali salah dalam memahami maksud sebuah tulisan.
"Kesannya, dia bukan hanya tidak bisa membaca, tapi juga tidak bisa menulis. Kalau dia bisa membaca tentunya paham apa maksud Fahri dan tidak memplintir terlalu jauh pernyataan Fahri tersebut," ujarnya.
Jusman Dalle kembali membuka persoalan yang pernah menimpa dirinya pada 2012 silam. Itu terkait dengan plagiarisme opini yang dilakukan Marwan Jafar yang ditulis di Koran Tempo pada 13 Januari 2012 dengan judul "Pengelolaan Energi Libya Pasca-Qadhafi".
"Waktu itu tidak tuntas, kita berdebat dua jam tentang desakan dia minta maaf ke depan media, tapi tidak disampaikan ke media. Itu yang paling urgent. Waktu telepon dia minta maaf secara pribadi. Saya minta permintaan di depan media tidak mau," ujar Jusman saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Tulisan yang dijiplak Marwan Jafar berasal dari dua tulisan Jusman yang diterbitkan di media online Okezone.com pada (25/10/2011) dengan judul "Quo Vadis Libya dan Perang Ideotik Libya" yang ditayangkan di Detik.com tanggal (28/03/2011).
Jusman bercerita, kasus yang terjadi awal 2012 itu mulanya akan dibawa ke Badan Kehormatan DPR RI. Namun langkah tersebut urung dilakukan. "Karena Bang Fahri Hamzah sempat komunikasi waktu saya mau lapor ke BK DPR. Pertimbangannya Pak Marwan dari NU, sahabat-sahabat kita juga. Karena Bang Fahri bilang tahan dulu, akhirnya tidak dilaporkan. Dalam hal ini, Fahri membantu Marwan," ungkap Jusman.
Kolomnis di media cetak nasional ini mengatakan jika ke depan Marwan Jafar didorong menjadi pejabat publik dirinya tidak sepakat. Alasannya, Marwan memiliki cacat. "Kalau misalnya nanti jadi menteri, saya tidak sepakat," tandas Jusman.
Terkait polemik soal "sinting", Jusman menilai hal tersebut terlalu berlebihan. Menurut dia, Marwan cenderung melakukan provokasi terhadap kalangan santri. "Komentar itu tidak relevan kalau dilihat secara utuh. Fahri Hamzah sudah menjelaskan konteks ide Jokowi," tegas alumnus Universitas Hasanudin ini.
Sebelumnya, Marwan mengancam akan melakukan mobilisasi santri seluruh Indonesia bila Fahri tidak meminta maaf terkait kicauannya di Twitter. "Dia (Fahri) harus minta maaf 1x24 jam kalau tidak kami akan konfrontasi. Kita akan mobilisasi santri seluruh Indonesia untuk mengepung kantor-kantor PKS dan sekaligus untuk mengepung tim pemenangan di sana," ancam Marwan di Cilegon, Banten, Selasa (2/7/2014) malam.
Marwan menyebutkan kicauan Fahri dianggap telah melakukan penghinaan kepada Jokowi, santri dan kiai. Oleh karena, Marwan menegaskan pihaknya harus bersiap tegas terhadap kicauan Fahri Hamzah di Twitter.
Sementara ketika dikonfirmasi ihwal ancaman Marwan Ja'far kepada dirinya agar meminta maaf atas kicauannya di Twitter, Fahri dengan santai menjawab "Marwan Ja'far kawan kita juga. Saya mau ngomong ke dia, saya pernah nolong dia. Dia pernah berurusan dengan kader kami," kata Fahri di gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (2/7/2014), tanpa merinci apa yang dimaksud.
Merujuk
penjelasan Jusman, rupanya pertolongan yang dilakukan Fahri Hamzah ke
Marwan Jafar terkait dengan rencana pelaporan Jusman ke Badan Kehormatan
DPR RI. Namun berkat Fahri, Jusman urung melaporkan Marwan ke BK DPR
RI. (jpnn/inilah)
DPD PKS Siak - Download Android App