pkssiak.org, Palestina - Surat kabar Israel, Maariv, dalam situs onlinenya mengungkapkan
(16/7/2014) syarat-syarat gencatan senjata selama sepuluh tahun yang
diajukan oleh Hamas dan Jihad Islamy kepada Israel, sebagaimana dikutip
Islam Memo (16/7/2014).
Kedua gerakan perlawanan rakyat Palestina dikabarkan telah menyampaikan kepada intelijen Mesir, sebagai pihak ketiga yang menawarkan mediasi gencatan senjata, kesiapan gencatan senjata selama 10 tahun jika Israel menyanggupi syarat-syarat yang mereka ajukan berikut ini.
Syarat-syarat yang diajukan tersebut adalah Israel harus bersedia menarik tentara dan artilerinya dari perbatasan, membolehkan petani Jalur Gaza menggarap kembali lahannya di kawasan dekat perbatasan, dan membebaskan seluruh warga Palestina yang ditahan dalam berbagai penjara Israel.
Selanjutnya, Israel harus membuka seluruh pintu perbatasan untuk keperluan keluar masuk warga dan barang, mengizinkan masuknya bahan bakar untuk pembangkit listrik dan bahan-bahan bangunan ke Gaza, menyetujui pendirian pelabuhan dan bandara internasional di Gaza yang pengoperasiannya di bawah pengawasan PBB, serta harus mengizinkan perluasan area pencarian ikan bagi nelayan Palestina di Gaza hingga jarak 10 mil dari bibir pantai Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Israel harus menyetujui untuk menjadikan Perbatasan Rafah sebagai pintu perlintasan internasional yang pengoperasiannya diawasi PBB dan negara-negara Arab, dan mengizinkan warga Jalur Gaza dapat berkunjung ke Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Tepi Barat).
Terakhir, Israel harus setuju untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri Palestina, utamanya terkait rekonsiliasi nasional, pemilu legislatif dan presiden, serta mengizinkan pendirian kawasan industri dan mendukung program pembangunan dan pengembangan kawasan Jalur Gaza.
Sejauh ini, belum ada informasi secara resmi dari gerakan Hamas dan Jihad Islamy mengenai syarat-syarat gencatan senjata yang mereka ajukan. Sebelumnya Hamas hanya menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui imbauan gencatan senjata sebelum syarat-syarat yang diajukan pihak Palestina disetujui oleh Israel. Hingga berita ini diturunkan, aksi saling serang masih terus berlanjut antara pejuang Palestina dan militer Israel. (islammemo/rem/dakwatuna)
Kedua gerakan perlawanan rakyat Palestina dikabarkan telah menyampaikan kepada intelijen Mesir, sebagai pihak ketiga yang menawarkan mediasi gencatan senjata, kesiapan gencatan senjata selama 10 tahun jika Israel menyanggupi syarat-syarat yang mereka ajukan berikut ini.
Syarat-syarat yang diajukan tersebut adalah Israel harus bersedia menarik tentara dan artilerinya dari perbatasan, membolehkan petani Jalur Gaza menggarap kembali lahannya di kawasan dekat perbatasan, dan membebaskan seluruh warga Palestina yang ditahan dalam berbagai penjara Israel.
Selanjutnya, Israel harus membuka seluruh pintu perbatasan untuk keperluan keluar masuk warga dan barang, mengizinkan masuknya bahan bakar untuk pembangkit listrik dan bahan-bahan bangunan ke Gaza, menyetujui pendirian pelabuhan dan bandara internasional di Gaza yang pengoperasiannya di bawah pengawasan PBB, serta harus mengizinkan perluasan area pencarian ikan bagi nelayan Palestina di Gaza hingga jarak 10 mil dari bibir pantai Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Israel harus menyetujui untuk menjadikan Perbatasan Rafah sebagai pintu perlintasan internasional yang pengoperasiannya diawasi PBB dan negara-negara Arab, dan mengizinkan warga Jalur Gaza dapat berkunjung ke Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Tepi Barat).
Terakhir, Israel harus setuju untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri Palestina, utamanya terkait rekonsiliasi nasional, pemilu legislatif dan presiden, serta mengizinkan pendirian kawasan industri dan mendukung program pembangunan dan pengembangan kawasan Jalur Gaza.
Sejauh ini, belum ada informasi secara resmi dari gerakan Hamas dan Jihad Islamy mengenai syarat-syarat gencatan senjata yang mereka ajukan. Sebelumnya Hamas hanya menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui imbauan gencatan senjata sebelum syarat-syarat yang diajukan pihak Palestina disetujui oleh Israel. Hingga berita ini diturunkan, aksi saling serang masih terus berlanjut antara pejuang Palestina dan militer Israel. (islammemo/rem/dakwatuna)