pkssiak.org, Palestina - Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, menyatakan penolakan
terhadap usulan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan
menegaskan bahwa perang dengan musuh (Israel) terus berlanjut karena
gencatan senjata sama dengan menyerah, sebagaimana diberitakan Palestine
Times (16/7/2014).
Pengamat politik dan pakar tentang Israel, Adnan Abu ‘Amir, memandang bahwa setelah penolakan Hamas dan upaya Israel untuk memperoleh pengakuan regional dan internasional, maka Jalur Gaza akan dihadapkan dengan tiga skenario yang mungkin akan ditempuh Israel beberapa waktu ke depan.
Pertama, situasi peperangan akan berlanjut seperti sebelumnya, di mana Israel mengandalkan serangan udara dan jarak jauh di satu pihak, dan pejuang Palestina di Jalur Gaza yang terus menembakkan roket-roket rakitannya di pihak lain. Peperangan seperti ini tidak akan berakhir, dan Israel juga tidak berhasil menundukkan dan mengalahkan Hamas.
Kedua, Israel kembali mencoba melakukan serangan darat terbatas dengan diliput kamera TV untuk mencitrakan bahwa tentara Israel tetap berani dan semangat memukul Hamas, tetapi dengan resiko jatuhnya jumlah korban lebih banyak dari kalangan tentara Israel.
Dan skenario ketiga dan hal ini bukan opsi yang disukai militer, yaitu agresi besar-besaran ke Jalur Gaza dengan target kembali menguasainya seperti halnya Tepi Barat. Abu ‘Amir menyatakan Israel akan berpikir berulang kali untuk memilih opsi ini, karena tingginya biaya perang dan resiko jatuhnya korban jiwa yang banyak.
Sejauh ini setelah menolak mediasi Mesir dan tawaran gencatan senjata, Hamas dan pejuang kelompok perlawanan lain seperti Jihad Islamy masih melanjutkan serangan roketnya ke berbagai wilayah Israel, balasan atas 203 korban syahid dan lebih dari 1500 warga Palestina yang terluka oleh agresi udara Israel. (paltimes/rem/dakwatuna)
——
Bagi yang ingin membantu meringankan penderitaan warga Jalur Gaza, dapat mengirimkan donasinya ke rekening Dakwatuna Peduli Palestina di BSM, No. Rek.: 2400020601, a.n. Dakwatuna. Konfirmasi donasi via sms ke nomor: 085883678692
Pengamat politik dan pakar tentang Israel, Adnan Abu ‘Amir, memandang bahwa setelah penolakan Hamas dan upaya Israel untuk memperoleh pengakuan regional dan internasional, maka Jalur Gaza akan dihadapkan dengan tiga skenario yang mungkin akan ditempuh Israel beberapa waktu ke depan.
Pertama, situasi peperangan akan berlanjut seperti sebelumnya, di mana Israel mengandalkan serangan udara dan jarak jauh di satu pihak, dan pejuang Palestina di Jalur Gaza yang terus menembakkan roket-roket rakitannya di pihak lain. Peperangan seperti ini tidak akan berakhir, dan Israel juga tidak berhasil menundukkan dan mengalahkan Hamas.
Kedua, Israel kembali mencoba melakukan serangan darat terbatas dengan diliput kamera TV untuk mencitrakan bahwa tentara Israel tetap berani dan semangat memukul Hamas, tetapi dengan resiko jatuhnya jumlah korban lebih banyak dari kalangan tentara Israel.
Dan skenario ketiga dan hal ini bukan opsi yang disukai militer, yaitu agresi besar-besaran ke Jalur Gaza dengan target kembali menguasainya seperti halnya Tepi Barat. Abu ‘Amir menyatakan Israel akan berpikir berulang kali untuk memilih opsi ini, karena tingginya biaya perang dan resiko jatuhnya korban jiwa yang banyak.
Sejauh ini setelah menolak mediasi Mesir dan tawaran gencatan senjata, Hamas dan pejuang kelompok perlawanan lain seperti Jihad Islamy masih melanjutkan serangan roketnya ke berbagai wilayah Israel, balasan atas 203 korban syahid dan lebih dari 1500 warga Palestina yang terluka oleh agresi udara Israel. (paltimes/rem/dakwatuna)
——
Bagi yang ingin membantu meringankan penderitaan warga Jalur Gaza, dapat mengirimkan donasinya ke rekening Dakwatuna Peduli Palestina di BSM, No. Rek.: 2400020601, a.n. Dakwatuna. Konfirmasi donasi via sms ke nomor: 085883678692