Tim Capres di Jateng dan DIY Alami Provokasi dan Teror
By: admin
Selasa, 10 Juni 2014
0
pkssiak.org - Kampanye
damai yang dideklarasikan oleh kedua Pasangan Capres dan Cawapres pada
Selasa (3/6) lalu mulai terusik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
Anggota Dewan Penasehat Tim Pemenangan Prabowo – Hatta Jawa Tengah
Suryo Prabowo menyampaikan, di Jepara dan Solo telah terlihat adanya
indikasi tindakan provokatif berupa perusakan spanduk Prabowo – Hatta.
Sementara itu, Rumah Relawan Jokowi – JK di Husen, Yogyakarta juga
dilempari bom molotov pada Sabtu (7/6) pukul 02.00 WIB.
“Tindak kekerasan ini bisa saja dilakukan oleh pendukung kedua belah
pihak yang saling menyerang. Namun, tidak menutup kemungkinan tindakan
itu bisa dilakukan pendukung Jokowi – JK yang kerap menggunakan taktik
‘menyerang diri sendiri’ seperti yang lazim dilakukan untuk membangun
persepsi publik bahwa pihaknya tengah teraniaya dan terdzolimi,” ungkap
Suryo.
Menurutnya, apabila insiden seperti ini tidak direspon secara terukur
ataupun didiamkan oleh Polisi, dia khawatir konflik kekerasan fisik
dapat terjadi di lapangan. “Kita semua tentu tidak menghendaki Pilpres
kali ini dikotori oleh kekerasan,” tandasnya.
Suryo menekankan kembali agar relawan Prabowo – Hatta tidak mudah
terprovokasi. Ia juga memperingatkan kepada para preman dan provokator
agar tidak mengulangi perbuatannya. Karena hal itu bisa merusak kampanye
Pilpres yang diharapkan dapat berlangsung damai tanpa rasa takut.
Penanganan Serius
Sementara itu, di tempat terpisah Ketua DPW PKS Jateng Fikri Faqih menyampaikan, belajar dari penyelenggaraan Pemilu Legislatif lalu di Jawa Tengah, selain adanya money politics, Fikri juga mendapat laporan adanya tindakan provokasi dan intimidasi terhadap rakyat dalam memenangkan seorang calon anggota legislatif.
Sementara itu, di tempat terpisah Ketua DPW PKS Jateng Fikri Faqih menyampaikan, belajar dari penyelenggaraan Pemilu Legislatif lalu di Jawa Tengah, selain adanya money politics, Fikri juga mendapat laporan adanya tindakan provokasi dan intimidasi terhadap rakyat dalam memenangkan seorang calon anggota legislatif.
“Mungkin dianggap efektif, sehingga diulang untuk event pemilihan lain, termasuk Pilpres,” paparnya.
Fikri berharap ada evaluasi dari Polisi untuk segera mengidentifikasi
pelaku, agar ada penanganan serius dan pencegahan kasus berikutnya.
Menurutnya, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 adalah sarana
untuk menuju tujuan yang mulia, yaitu memilih pemimpin yang bisa membuat
masyarakat lebih sejahtera dan aman.
”Bahasa Qurannya ath’amahum min ju’in, wa amanahum min khauf: Jangan sampai prosesnya menodai tujuannya yang mulia,” ungkapnya sambil mengutip kitab suci agama Islam.
Fikri menegaskan cara kekerasan tidak akan membuahkan solusi, tetapi
akan memicu dan memunculkan kekerasan lain yang lebih parah. Dia
berharap, penyelenggara dan pengawas pemilu, dalam hal ini Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dapat mencegah
kekerasan dengan memfasilitasi komunikasi lebih intensif antar-tim
sukses Pasangan Calon Presiden.
“Kejadian apa pun bisa disampaikan di forum itu dan bisa langsung
diambil tindakan. Andai harus ditindak lanjuti dengan aparat keamanan,
tentu tinggal diserahkan kepada pengampunya,” pungkas Fikri.[pks-jakarta.or.id]
DPD PKS Siak - Download Android App