Taubatnya Sang Preman
By: admin
Kamis, 12 Juni 2014
0
pkssiak.org - Semua orang sudah pasti mengenalnya sebagai seorang preman yang sadis
dan kejam. Sebutan Billy Jambang adalah sebuah Nama yang sudah tidak
asing lagi di kalangan masyarakat umum apalagi di kalangan sesama
preman. Siapapun pasti takut melihat perawakannya yang hitam legam,
pendek, seluruh tangannya di penuhi dengan bulu dan begitu juga
wajahnya.
Selain mengelola sebuah rumah pelacuran yang didalamnya penuh minuman keras dan narkoba, pembalakan terhadap perusahaan-perusahaan setempat adalah kebiasaannya. Hal ini sudah di lakoninya hampir 10 tahun tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun.
Kebiasaan inilah yang menjadi alasan istri dan anaknya meninggalkannya selama-lamanya. Istrinya sudah tidak tahan dengan pekerjaan dan kebiasaan yang dilakukannya sehingga membuat malu keluarga. Nasehat demi nasehat sudah diberikan akan tetapi tidak juga berpengaruh kepada dirinya.
Sholat, Puasa dan Al-Quran tidak pernah tersentuh olehnya. Bahkan dia jugalah yang menjadi penghalang bagi anak dan istrinya jika mendalami syariat islam. Selama menjalani rumah tangga, setiap harinya yang ada hanya pertengkaran dan hal ini seakan-akan ini menjadi santapan rohaninya. Rasa malu sudah tidak ada lagi di dalam dirinya.
Setelah beberapa bulan di tinggal oleh istri pertamanya, akhirnya Billy kembali menikah dengan seorang perempuan yang berasal dari rumah pelacuran tersebut yang tidak pernah mengenal sholat, puasa dan baca Quran. Sampai akhirnya mereka di karunai seorang anak laki-laki.
Suatu hari, terjadi sebuah perperangan antar suku yang melibatkan dua kelompok suku. Dan salah satu kelompok di pimpin oleh Billy Jambang. Pada peperangan tersebut, dalam keadaan mabuk dan tanpa ada rasa kasihan serta iba, Billy Jambang melakukan banyak pembunuhan kepada setiap lawan yang ditemuinya. Samurai yang selalu menjadi senjata andalannya di bawa dan di goreskan di setiap jalan yang di tempuhnya dan ini membuat lawan gentar untuk menghadapinya. Aparat sudah tidak bisa menahan amukan yang dilakukan oleh Kelompok Billy Jambang. Akhirnya peperangan ini di damaikan di kantor camat dengan pengawalan ketat Pihak Berwajib.
Setelah 2 tahun berselang, Billy bertemu salah seorang anak muda yang di kenal sangat gaul dalam kesehariannya tapi selalu sholat di saat tiba waktunya. Dalam pertemuan ini, terjadi dialog yang sangat akrab diantara mereka berdua. Keakraban ini seakan-akan diantara mereka sudah mengenal satu sama yang lainnya. Hal yang tidak biasa dilakukan oleh Billy Jambang. Usut punya usut ternyata si anak muda itu adalah aktifis dakwah.
Mendengar azan Maghrib berkumandang, si anak muda mengajak Billy untuk sholat berjemaah. akan tetapi Billy menolak. Si anak muda tidak patah arang, Billy kembali di ajaknya untuk sholat berjemaah akan tetapi Billy tetap menolak dengan alasan tidak bisa baca Quran dan sudah lama tidak sholat. Dan akhirnya si anak muda mengatakan ,” yang penting kamu masuk dulu dan ikuti saja setiap gerakan dalam sholat”. Tanpa ada rasa ragu lagi, Billy akhirnya mengikuti ajakan si anak muda.
Setelah sholat berjemaah selesai , tiba-tiba Billy mendekati si anak muda dan mengatakan,” kok perasaan saya lebih tenang ya… ketenangan ini tidak pernah saya dapatkan sebelumnya”. Si anak muda lalu menyampaikan,” selalulah sholat berjemaah di masjid maka kita akan mendapatkan ketenangan yang luar biasa lagi”.
Dalam penasarannya, akhirnya Billy mulai sadar akan perbuatannya selama ini. Tanpa ragu akhirnya Billy pulang kampung dan menemui ibunya dan minta untuk dimandikan dengan mandi kembang. Sang ibu kaget dan mempertanyakan kepada Billy, “ ada apa nak? Kok tiba-tiba datang langsung minta dimandikan”. Billy dengan tegas menyebutkan, “ saya mau taubat mak, sudah begitu banyak dosa yang sudah kulakukan”.
“Mohon maaf ya mak karena Billy tidak peduli sama mak selama ini”, ujar Billy. Mendengar ucapan anaknya, si ibu menangis dan langsung sujud syukur sembari memanjatkan doa,” Ya Allah, terimakasih ku kepada mu yang telah memberikan Hidayah kepada anak ku ini.” Spontan saja Ibu dan anak pun saling berpelukan untuk melepas rindu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Setelah seluruh keluarga dikampung di datangi untuk permohonan maafnya, Billy pun berpamitan kepada si Ibu untuk pergi ke rumah tantenya yang berdomisili satu daerah dengannya, yang selama ini sudah menjadi orangtua keduanya selama di perantauan.
Hal yang paling menakjubkan dalam perjalanan Billy ini adalah selalu membawa Al_quran dan selalu di kantonginya di dalam bajunya. Inilah menjadi kekuatan Billy untuk berani meminta maaf kepada siapa saja yang pernah dia sakiti.
Setibanya di rumah tantenya, Billy mengucapkan salam dan tantenya pun membuka pintu. Setelah pintu terbuka, Billy langsung menyalami dan mencium tangan tantenya sambil berkata,” maafin Billy ya tan”. Si tante kaget dan membalas,” tumben kamu ke sini Bil dan tiba-tiba minta maaf, dah sekian lama kamu tidak pernah kesini… angin apa yang membawa kamu kesini.”
“ saya mau tobat tan, saya sudah sadar dan ingin menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT” ujar Billy. Saya ingin seperti adik-adik yang rajin sholat dan baca Quran. “ ini lagi yang lebih aneh…”ungkap si tante. “ ya sudah masuk lah dan mandi lah dulu ya”, sambut si tante.
Setelah itu, Billy, tante dan keluarga pun berkumpul untuk makan malam. Dan pada saat itu juga, Bliiy memberanikan diri untuk meminta maaf dan menyampaikan maksud kedatangannya. Alhamdulillah semua keluarga memaafkan dan mendukung niat baik Billy.
Akhirnya tibalah waktunya Billy harus kembali ke rumahnya. Rumah yang ditempati sekarang masih berada di wilayah komplek prostitusi yang dia kelola selama ini. Setibanya di rumahnya, Billy menangis dan berucap,” Ya Allah terima kasih atas bantuan mu dalam perjalananku meminta maaf kepada seluruh keluarga dan teman-temanku”.
Namun di hati Billy masih tersimpan rasa tidak puas dengan rencana yang sedang dia jalani karena pertaubatannya belum lah sempurna jika dirinya masih berada di komplek pelacuran. Akhirnya Billy menghubungi salah seorang pamannya dan menyampaikan rencana pertaubatannya ini. Lalu dengan bijak si paman mengatakan,” memang benar nak, pertaubatan mu belum sempurna jika kamu masih berada di sana. Datanglah ke Jambi dan kelolalah lahan sawit saya. Rumah dan sebagainya sudah ada. Kamu tinggal menempatinya saja dan Paman ucapkan selamat atas pertaubatan mu ini nak”. Billy menangis dan mengucapkan terima kasih.
Rencana perjalanannya ke Jambi pun di persiapkan. Sebelum keberangkatannya ke Jambi, Billy menghubungi Ibunya, Adik-adiknya, tantenya dan semua orang-orang terdekat untuk meminta maaf jika ada kesalahan yang dilakukan dan memberitahukan rencana hijrahnya ke Jambi.
Dalam perjalanannya mendekati Jambi, terjadilah sebuah kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa Billy. Kendaraan yang di gunakan Billy di tabrak oleh truck fuso yang membawa kayu balakan. Akhirnya berita ini sampai ke telinga tantenya yang jarak rumahnya tidak lah begitu jauh sekitar 20 menit.
Setibanya di rumah Billy, tante dan anaknya langsung melihat kondisi Billy. Sesuatu yang menakjubkan terjadi, wajah Billy yang selama ini hitam legam terlihat putih berseri dan tersenyum. Di tangan nya masih menggenggam sebuah Al-Quran kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.
Proses fardhu kifayah pun dilaksanakan. Menjelang pemakaman, kembali sesuatu terjadi lagi, cuaca yang awalnya panas tiba-tiba berubah menjadi mendung dan sejuk mengiringinya memasuki liang lahat. Orang-orang pun berdecak kagum atas apa yang telah terjadi dan memanjatkan doa seketika. Setelah pemakaman selesai, cuacapun kembali cerah dan panas.
Allaahu Akbar… seorang Preman yang di kenal sadis dan kejam telah pergi untuk selama-lamanya dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi keluarga yang di tinggalkannya.
“Selamat jalan nak, semoga Allah menerima mu dengan kematian yang husnul khatimah”, ucap tantenya melepas kepergian keponakannya yang telah berpamitan kepadanya. Pamitan yang terakhir dan untuk selama-lamnya.
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata seorang preman yang berdomisli di Duri ini dengan nama samaran.
Selain mengelola sebuah rumah pelacuran yang didalamnya penuh minuman keras dan narkoba, pembalakan terhadap perusahaan-perusahaan setempat adalah kebiasaannya. Hal ini sudah di lakoninya hampir 10 tahun tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun.
Kebiasaan inilah yang menjadi alasan istri dan anaknya meninggalkannya selama-lamanya. Istrinya sudah tidak tahan dengan pekerjaan dan kebiasaan yang dilakukannya sehingga membuat malu keluarga. Nasehat demi nasehat sudah diberikan akan tetapi tidak juga berpengaruh kepada dirinya.
Sholat, Puasa dan Al-Quran tidak pernah tersentuh olehnya. Bahkan dia jugalah yang menjadi penghalang bagi anak dan istrinya jika mendalami syariat islam. Selama menjalani rumah tangga, setiap harinya yang ada hanya pertengkaran dan hal ini seakan-akan ini menjadi santapan rohaninya. Rasa malu sudah tidak ada lagi di dalam dirinya.
Setelah beberapa bulan di tinggal oleh istri pertamanya, akhirnya Billy kembali menikah dengan seorang perempuan yang berasal dari rumah pelacuran tersebut yang tidak pernah mengenal sholat, puasa dan baca Quran. Sampai akhirnya mereka di karunai seorang anak laki-laki.
Suatu hari, terjadi sebuah perperangan antar suku yang melibatkan dua kelompok suku. Dan salah satu kelompok di pimpin oleh Billy Jambang. Pada peperangan tersebut, dalam keadaan mabuk dan tanpa ada rasa kasihan serta iba, Billy Jambang melakukan banyak pembunuhan kepada setiap lawan yang ditemuinya. Samurai yang selalu menjadi senjata andalannya di bawa dan di goreskan di setiap jalan yang di tempuhnya dan ini membuat lawan gentar untuk menghadapinya. Aparat sudah tidak bisa menahan amukan yang dilakukan oleh Kelompok Billy Jambang. Akhirnya peperangan ini di damaikan di kantor camat dengan pengawalan ketat Pihak Berwajib.
Setelah 2 tahun berselang, Billy bertemu salah seorang anak muda yang di kenal sangat gaul dalam kesehariannya tapi selalu sholat di saat tiba waktunya. Dalam pertemuan ini, terjadi dialog yang sangat akrab diantara mereka berdua. Keakraban ini seakan-akan diantara mereka sudah mengenal satu sama yang lainnya. Hal yang tidak biasa dilakukan oleh Billy Jambang. Usut punya usut ternyata si anak muda itu adalah aktifis dakwah.
Mendengar azan Maghrib berkumandang, si anak muda mengajak Billy untuk sholat berjemaah. akan tetapi Billy menolak. Si anak muda tidak patah arang, Billy kembali di ajaknya untuk sholat berjemaah akan tetapi Billy tetap menolak dengan alasan tidak bisa baca Quran dan sudah lama tidak sholat. Dan akhirnya si anak muda mengatakan ,” yang penting kamu masuk dulu dan ikuti saja setiap gerakan dalam sholat”. Tanpa ada rasa ragu lagi, Billy akhirnya mengikuti ajakan si anak muda.
Setelah sholat berjemaah selesai , tiba-tiba Billy mendekati si anak muda dan mengatakan,” kok perasaan saya lebih tenang ya… ketenangan ini tidak pernah saya dapatkan sebelumnya”. Si anak muda lalu menyampaikan,” selalulah sholat berjemaah di masjid maka kita akan mendapatkan ketenangan yang luar biasa lagi”.
Dalam penasarannya, akhirnya Billy mulai sadar akan perbuatannya selama ini. Tanpa ragu akhirnya Billy pulang kampung dan menemui ibunya dan minta untuk dimandikan dengan mandi kembang. Sang ibu kaget dan mempertanyakan kepada Billy, “ ada apa nak? Kok tiba-tiba datang langsung minta dimandikan”. Billy dengan tegas menyebutkan, “ saya mau taubat mak, sudah begitu banyak dosa yang sudah kulakukan”.
“Mohon maaf ya mak karena Billy tidak peduli sama mak selama ini”, ujar Billy. Mendengar ucapan anaknya, si ibu menangis dan langsung sujud syukur sembari memanjatkan doa,” Ya Allah, terimakasih ku kepada mu yang telah memberikan Hidayah kepada anak ku ini.” Spontan saja Ibu dan anak pun saling berpelukan untuk melepas rindu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Setelah seluruh keluarga dikampung di datangi untuk permohonan maafnya, Billy pun berpamitan kepada si Ibu untuk pergi ke rumah tantenya yang berdomisili satu daerah dengannya, yang selama ini sudah menjadi orangtua keduanya selama di perantauan.
Hal yang paling menakjubkan dalam perjalanan Billy ini adalah selalu membawa Al_quran dan selalu di kantonginya di dalam bajunya. Inilah menjadi kekuatan Billy untuk berani meminta maaf kepada siapa saja yang pernah dia sakiti.
Setibanya di rumah tantenya, Billy mengucapkan salam dan tantenya pun membuka pintu. Setelah pintu terbuka, Billy langsung menyalami dan mencium tangan tantenya sambil berkata,” maafin Billy ya tan”. Si tante kaget dan membalas,” tumben kamu ke sini Bil dan tiba-tiba minta maaf, dah sekian lama kamu tidak pernah kesini… angin apa yang membawa kamu kesini.”
“ saya mau tobat tan, saya sudah sadar dan ingin menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT” ujar Billy. Saya ingin seperti adik-adik yang rajin sholat dan baca Quran. “ ini lagi yang lebih aneh…”ungkap si tante. “ ya sudah masuk lah dan mandi lah dulu ya”, sambut si tante.
Setelah itu, Billy, tante dan keluarga pun berkumpul untuk makan malam. Dan pada saat itu juga, Bliiy memberanikan diri untuk meminta maaf dan menyampaikan maksud kedatangannya. Alhamdulillah semua keluarga memaafkan dan mendukung niat baik Billy.
Akhirnya tibalah waktunya Billy harus kembali ke rumahnya. Rumah yang ditempati sekarang masih berada di wilayah komplek prostitusi yang dia kelola selama ini. Setibanya di rumahnya, Billy menangis dan berucap,” Ya Allah terima kasih atas bantuan mu dalam perjalananku meminta maaf kepada seluruh keluarga dan teman-temanku”.
Namun di hati Billy masih tersimpan rasa tidak puas dengan rencana yang sedang dia jalani karena pertaubatannya belum lah sempurna jika dirinya masih berada di komplek pelacuran. Akhirnya Billy menghubungi salah seorang pamannya dan menyampaikan rencana pertaubatannya ini. Lalu dengan bijak si paman mengatakan,” memang benar nak, pertaubatan mu belum sempurna jika kamu masih berada di sana. Datanglah ke Jambi dan kelolalah lahan sawit saya. Rumah dan sebagainya sudah ada. Kamu tinggal menempatinya saja dan Paman ucapkan selamat atas pertaubatan mu ini nak”. Billy menangis dan mengucapkan terima kasih.
Rencana perjalanannya ke Jambi pun di persiapkan. Sebelum keberangkatannya ke Jambi, Billy menghubungi Ibunya, Adik-adiknya, tantenya dan semua orang-orang terdekat untuk meminta maaf jika ada kesalahan yang dilakukan dan memberitahukan rencana hijrahnya ke Jambi.
Dalam perjalanannya mendekati Jambi, terjadilah sebuah kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa Billy. Kendaraan yang di gunakan Billy di tabrak oleh truck fuso yang membawa kayu balakan. Akhirnya berita ini sampai ke telinga tantenya yang jarak rumahnya tidak lah begitu jauh sekitar 20 menit.
Setibanya di rumah Billy, tante dan anaknya langsung melihat kondisi Billy. Sesuatu yang menakjubkan terjadi, wajah Billy yang selama ini hitam legam terlihat putih berseri dan tersenyum. Di tangan nya masih menggenggam sebuah Al-Quran kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.
Proses fardhu kifayah pun dilaksanakan. Menjelang pemakaman, kembali sesuatu terjadi lagi, cuaca yang awalnya panas tiba-tiba berubah menjadi mendung dan sejuk mengiringinya memasuki liang lahat. Orang-orang pun berdecak kagum atas apa yang telah terjadi dan memanjatkan doa seketika. Setelah pemakaman selesai, cuacapun kembali cerah dan panas.
Allaahu Akbar… seorang Preman yang di kenal sadis dan kejam telah pergi untuk selama-lamanya dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi keluarga yang di tinggalkannya.
“Selamat jalan nak, semoga Allah menerima mu dengan kematian yang husnul khatimah”, ucap tantenya melepas kepergian keponakannya yang telah berpamitan kepadanya. Pamitan yang terakhir dan untuk selama-lamnya.
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata seorang preman yang berdomisli di Duri ini dengan nama samaran.
Oleh:
Taufik Hidayat Hasibuan
Penulis
merupakan Pengasuh Bengkel Hati Islam Terpadu (BHaIT), Pengurus
Komunitas Penulis Peradaban. Saat ini berdomisili di Duri, Riau
[pksbengkalis.org]
DPD PKS Siak - Download Android App