pkssiak.org, Aleppo - Suasana bulan Ramadhan kali tidak seperti biasanya. Setidaknya di kota
Aleppo, terutama di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pasukan oposisi.
Tidak jarang bom barel dijatuhkan pasukan rezim Basyar Asad di
wilayah-wilayah tersebut.
Anadolu, Sabtu (28/6/2014) mengabarkan pasar-pasar yang biasanya ramai dipenuhi pengunjung di bulan Ramadhan kini terlihat lengang. Warga mengalami krisis pemenuhan kebutuhan pokok, karena 90% toko yang biasa menjualnya kini tutup. Meski masih ada beberapa jenis sayur dan buah-buahan yang bisa didapati seperti kentang dan semangka. Adapun kacang-kacangan sangat sulit didapatkan.
Beberapa wilayah yang berada di bawah kekuasaan pasukan oposisi bahkan bisa dikatakan kosong dari penduduk akibat gelombang pengungsian besar-besaran. Ada beberapa wilayah yang masih berpenduduk walaupun sedikit. Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih tetap di kediamannya daripada mengungsi ke tempat atau negara lain.
Haji Ahmad Abu Ridha, salah seorang pemilik toko, mengatakan, “Warga tidak melakukan belanja seperti Ramadhan biasanya. Hal itu disebabkan sering dijatuhkannya bom barel oleh pasukan rezim Asad yang kadang juga menarget pasar-pasar. Selain itu, harga barang-barang kebutuhan memang juga naik tajam.”
Abu Ridha menyebutkan harga beberapa barang, misalnya 1 kg kentang (3 Dollar), 1 kg bawang merah (2 Dollar). Tuturnya, barang dagangan yang dijualnya didapatkannya dengan membeli di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan rezim Asad. (msa/dakwatuna)
Anadolu, Sabtu (28/6/2014) mengabarkan pasar-pasar yang biasanya ramai dipenuhi pengunjung di bulan Ramadhan kini terlihat lengang. Warga mengalami krisis pemenuhan kebutuhan pokok, karena 90% toko yang biasa menjualnya kini tutup. Meski masih ada beberapa jenis sayur dan buah-buahan yang bisa didapati seperti kentang dan semangka. Adapun kacang-kacangan sangat sulit didapatkan.
Beberapa wilayah yang berada di bawah kekuasaan pasukan oposisi bahkan bisa dikatakan kosong dari penduduk akibat gelombang pengungsian besar-besaran. Ada beberapa wilayah yang masih berpenduduk walaupun sedikit. Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih tetap di kediamannya daripada mengungsi ke tempat atau negara lain.
Haji Ahmad Abu Ridha, salah seorang pemilik toko, mengatakan, “Warga tidak melakukan belanja seperti Ramadhan biasanya. Hal itu disebabkan sering dijatuhkannya bom barel oleh pasukan rezim Asad yang kadang juga menarget pasar-pasar. Selain itu, harga barang-barang kebutuhan memang juga naik tajam.”
Abu Ridha menyebutkan harga beberapa barang, misalnya 1 kg kentang (3 Dollar), 1 kg bawang merah (2 Dollar). Tuturnya, barang dagangan yang dijualnya didapatkannya dengan membeli di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan rezim Asad. (msa/dakwatuna)