pkssiak.org - Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menilai gaya kampanye pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla
bukanlah hal yang baru. Jokowi-JK menggelar kampanye blusukan ke masyarakat
saat pemilihan presiden 2014.
"Blusukan bukan sama sekali baru, perilakunya bukan barang baru," kata Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Minggu (8/6/2014).
PKS tergabung dengan koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta. Menurut Hidayat, Prabowo-Hatta juga melakukan kampanye dengan terjun langsung ke masyarakat.
"Yang dilakukan Prabowo-Hatta mirip sama Jokowi-JK," katanya.
Ia mengatakan Prabowo-Hatta berkampanye bertemu dengan masyarakat di gedung, masjid, pasar, pesantren dan orasi di lapangan.
"Prinsipnya kan mendekatkan calon ke pemilih. Publik di beragam tempat. Jokowi ke pasar, Prabowo ke pasar. Sama saja, ini tak terhindarkan," imbuhnya.
Hidayat mengatakan dengan gaya kampanye tersebut publik merasa dihormati karena calon presiden bertemu langsung dengan mereka.
"Mereka berasa jadi bagian, keduanya sama-sama blusukan. Hanya beda momen dan waktu, tapi akhirnya pasti sama. Ada yang dikumpulkan di gedung, ada yang ketemu di pasar, itu metode yang sama seluruh kandidat," ujarnya. [tribunnews/pkskepri]
"Blusukan bukan sama sekali baru, perilakunya bukan barang baru," kata Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Minggu (8/6/2014).
PKS tergabung dengan koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta. Menurut Hidayat, Prabowo-Hatta juga melakukan kampanye dengan terjun langsung ke masyarakat.
"Yang dilakukan Prabowo-Hatta mirip sama Jokowi-JK," katanya.
Ia mengatakan Prabowo-Hatta berkampanye bertemu dengan masyarakat di gedung, masjid, pasar, pesantren dan orasi di lapangan.
"Prinsipnya kan mendekatkan calon ke pemilih. Publik di beragam tempat. Jokowi ke pasar, Prabowo ke pasar. Sama saja, ini tak terhindarkan," imbuhnya.
Hidayat mengatakan dengan gaya kampanye tersebut publik merasa dihormati karena calon presiden bertemu langsung dengan mereka.
"Mereka berasa jadi bagian, keduanya sama-sama blusukan. Hanya beda momen dan waktu, tapi akhirnya pasti sama. Ada yang dikumpulkan di gedung, ada yang ketemu di pasar, itu metode yang sama seluruh kandidat," ujarnya. [tribunnews/pkskepri]