No Money No Dakwah…
By: admin
Rabu, 18 Juni 2014
0
Kader PKS telah terbukti bekerja untuk umat. Siapapun akan mengakuinya baik itu dari kalangan umat apalagi dari kalangan Partai. Ini terbukti dalam setiap berkoalisi, selalu saja PKS dipercaya untuk menjadi Tim Saksi dalam setiap PEMILU. Kerja Kader PKS memang sudah teruji dari Tingkat Nasional dan Daerah. Disiplin, Tertib dan Tegas dalam setiap melakukan Pengawalan Surat Suara. Inilah yang menjadikan PKS selalu dipercaya menjadi Tim Saksi.
Di tengah masyarakat, Kader PKS selalu memberikan yang terbaik untuk umat. Menyantuni, Mengayomi dan berbaur dalam kegiatan masyarakat adalah bukti nyata kekuatan kader. Dan masih banyak kerja keras Kader yang diakui oleh seluruh masyarakat.
Namun ditengah kepecayaan yang telah diakui, masih saja ada sebagian kelompok orang dan atau organisasi yang tidak menyukai Partai Keadilan Sejahtera. Ini terbukti dari berbagai jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, serta koran dan media massa bentuk lain yang menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap PKS. Di tambah dengan berbagai isu yang tidak sedap, fitnah dan sampai dengan penangkapan Qiyadah PKS dalam beberapa waktu belakangan ini.
Kondisi ini sudah tentu akan menggoyahkan KEKUATAN RUH DAKWAH dari masing-masing KADER. Bagi Kader yang sudah terbentuk dengan matang maka hal ini akan dianggap sebagai proses pendewasaan diri dan partai untuk menjadi sebuah partai yang lebih besar lagi. Mereka akan tetap berjuang dan berjuang demi terwujudnya sebuah Perwujudan Umat Terbaik yang digambarkan di dalam Al-Quran S.3;110.
Namun bagi kader yang belum matang atau setengah matang maka ini akan menjadikan goncangan hebat dalam jiwanya sehingga akan malu untuk mengatakan, “saya KADER PKS”. Mereka akan menganggap hal ini sudah memalukan umat bahkan tidak sedikit yang memiliki paradigma sama dengan orang-orang yang belum di tarbiyah dengan baik. Bahkan sudah terbukti di lapangan, akibat kekecewaan yang mereka miliki akhirnya mereka memilih untuk keluar dari Jemaah ini. suatu keputusan yang salah dalam meniti perjuangan dakwah ini.
Menjelang Pilpres pada Juli 2014 yang akan datang, kembali para KADER diuji kekuatan dakwahnya. Ada beberapa hal yang perlu di tinjau dalam kesiapan menyambut Pilpres yang akan datang.
1.Dalam hal Kekuatan Ruh Dakwah
Apakah akan tetap pada jalur Sami’na Waatho’na atau memilih jalan sendiri? Banyak ditemui di lapangan, sekelompok kader setengah matang yang sudah merasa jenuh dan jera untuk terus mengikuti jejak dakwah ini yang beberapa kurun waktu belakangan sudah tidak bersih lagi… “menurut pandangan mereka”.
“Ternyata korup juga kok”, itulah yang mereka katakan. Dan berbagai persepsi miring yang mereka lontarkan kepada Partai Dakwah ini padahal mereka juga sudah pernah ditarbiyah dengan mengikuti berbagai kegiatan LIQO.
Mereka tidak sadar bahwa KADER PKS juga manusia yang lemah dan tidak akan pernah lepas dari kekhilafan. Mereka tidak menyadari bahwa itu hanya bersifat pribadi dan bukan Partai. Pemahaman ini lah yang tidak mereka mengerti bahkan terkadang mereka mengambil sikap dan keputusan sendiri tanpa mempertanyakan dan meminta kejelasan dari Para Qiyadah.
Disisi lain, ternyata mereka keluar dari Jemaah ini disebabkan “KEMISKINAN” dari Partai Dakwah ini. “PKS hanya bisa meminta tetapi tidak bisa memberi dan hanya bisa menyerukan IKHLAS dalam setiap berbuat”, itulah ungkapan yang mereka lontarkan. Suatu pembuktian bahwa mereka tidak bisa berjuang dengan sebuah keikhlasan dan berharap Ridho Allah SWT.
Mereka selalu berharap “RUPIAH” dalam setiap menjalani perjuangan dakwah ini. jika hal ini tidak tersedia maka hilanglah semangatnya dalam berjuang. “No Money No Dakwah”, itulah konsep dan persepsi yang mereka pegang.
2.Dalam hal kekuatan fisik dan beladiri di lapangan
Mari kita simak beberapa hadits nabi seperti dibawah ini:
1.Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah Rasulullah -shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Seorang mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mu’min yang lemah. Dan pada keduanya ada kebaikan, bersemangatlah terhadap perkara-perkara yang dapat memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah…”
2. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).
3. Setiap sesuatu yang tidak termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia kecuali empat hal ; seorang lelaki berjalan di antara dua tujuan (untuk memanah), melatih berkuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang. (Hadis Riwayat At-Thabrani)
Terlihat dari 3 hadits diatas bahwa setiap kader harus kuat secara fisik dan mental. Bahkan ilmu beladiri harus dimiliki oleh setiap kader dalam melakukan perjalanan dakwah ini. Banyak ditemui dilapangan kader-kader yang bermental kuat akan tetapi tidak dibekali ilmu beladiri yang memadai dalam melaksanakan tugas pengamanan di lapangan. Ini sebuah ketimpangan dalam pengamanan di lapangan.
Suatu hal yang sangat signifikan dengan kebutuhan di lapangan. Terlebih lagi dalam melakukan pengamanan terhadap Qiyadah yang datang berkunjung, pengamanan kotak suara, pengamanan perjalanan dakwah bagi setiap ustad yang berdakwah di pelosok dan berbagai hal yang seharusnya SIAP mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kebutuhan ini sudah harus dipikirkan dan dipersiapkan oleh setiap kader yang dipercayakan dalam tugas pengamanan. Tidak cukup hanya gertakan saja akan tetapi harus dibekali ilmu beladiri yang memadai dan mumpuni.
Seluruh kader harus menyadari hal ini sebagai wujud kesiapan kita dalam mengantisipasi kekuatan-kekuatan diluar yang selalu mengiringi setiap langkah kita dalam perjalanan dakwah ini.
Kecapean, kelelahan, kesakitan dan pegal-pegal akan dihadapi dalam mempelajari ilmu beladiri. Tidak ada yang indah-indah dalam mempelajari ilmu beladiri dan yang ada didalamnya adalah sakit dan sakit lagi. Tapi inilah yang harus disadari dan dilalui oleh setiap kader.
Mempelajari ilmu beladiri ini dalam pengamanan dilapangan bertujuan untuk meminimalisasi benturan dan hambatan yang ditemui dilapangan bahkan yang sangat diharapkan adalah mampu melakukan pertahanan dan perlawanan jika memang harus terjadi.
Ingatlah, mempelajari ilmu beladiri tidak hanya untuk Dakwah ini saja akan tetapi juga sangat berguna menjaga dan melindungi istri dan anak-anak kita dari gangguan luar yang mengancam mereka.
Mempelajari ilmu beladiri tidak hanya untuk ikhwah saja akan tetapi juga untuk para akhwat yang akan menemukan hambatan di lapangan.
Nah… Saat ini timbul pertanyaan,
1.Dari sisi Ruh Dakwah
Seberapa siapkah KADER menghadapi goncangan, hambatan dan rintangan dimasa yang akan datang? Apakah masih Istiqomah dan Komitmen terhadap perjuangan ini?
atau akan mengambil jalan sendiri?
2.Dari sisi Kekuatan Fisik, Mental dan Beladiri
Seberapa siapkah KADER menghadapi antisipasi atas perlawanan yang terjadi dilapangan? Atau kita akan mati tanpa perlawanan dan strategi sedikitpun?
Tantangan berat yang harus segera di sikapi oleh Para Qiyadah dan Murabbi dalam membina dan menyadarkan kader-kader PKS di lapangan. Kesiapan ini harus terus dipupuk dari masa ke masa agar kita memiliki KADER-KADER yang siap tempur kapan dan dimanapun.
Kesiapan KADER adalah MODAL PERJUANGAN DAKWAH yang Aman dan Terkendali.
Oleh: Taufiq Hidayat Hasibuan
[pksnongsa.org]
DPD PKS Siak - Download Android App