Somasi itu terkait berita di empat media itu yang mengabarkan sejumlah karyawan PT Kertas Nusantara hendak mengadakan demonstrasi pada hari Selasa, 24 Juni 2014.
Padahal, rencana demonstrasi yang diberitakan oleh empat media itu tidak pernah terjadi. "Setelah Tempo bulan lalu memalsukan berita, kemarin giliran Metro TV, Berita Satu, Jawa Pos dan Pedoman News memalsu berita. Alias membuat berita dari udara kosong," ujar Winson dalam keterangan resminya, Rabu (25/6/2014).
Dia menduga pemberitaan itu karena pemilik tiga media itu mendukung calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yakni Surya Paloh (Metro TV), Dahlan Iskan (Jawa Pos), James Riyadi (Beritasatu) dan Fadjroel Rahman (Pedoman News) "Memiliki kepentingan untuk menjatuhkan citra dari calon presiden dari nomor urut satu Prabowo-Hatta," ujarnya.
Winson menjelaskan, bahwa perusahaan yang dipimpinnya pernah mengalami kesulitan keuangan sehingga sempat telat membayar gaji karyawan. Namun masalah pembayaran gaji ini sudah lama selesai.
"Kebetulan, calon presiden nomor urut satu pak Prabowo Subianto memiliki saham di perusahaan saya ini. Oleh karena itu, saya mengerti isu ini seksi untuk diberitakan oleh media yang tidak mendukung pak Prabowo. Namun sampai memalsu berita itu keterlaluan," tutur Winson.
Somasi itu menyikapi pemberitan di empat media itu yang menyebutkanada sejumlah karyawan PT Kertas Nusantara yang hendak mengadakan unjuk rasa ke Kantor Bupati Berau, Kalimantan Timur.
Empat media tersebut mengatakan, rencana unjuk rasa didasari oleh tuntutan 1.200 karyawan yang belum menerima upah sejak bulan Februari 2014. Keempat media tersebut mengutip pernyataan Ketua SBSI Berau Suryadi.
"Padahal, Suryadi sudah tidak menjadi karyawan di PT Kertas Nusantara sejak tahun 2007, atau sudah selama tujuh tahun. Selain itu, selama ini aspirasi dari karyawan PT Kertas Nusantara ditampung oleh Ketua SPKHut Indra Alam, bukan oleh SBSI Berau," tutur Winson.[sindo/IM/YL]