Jokowi dan Palestina | By @Erwyn2002
By: admin
Selasa, 24 Juni 2014
0
Jujur, nurani saya langsung terusik saat itu. Berderet pertanyaan mampir di kepala saya. Mungkinkah capres yang diusung partai yang menolak perda syariah mendukung Palestina? Mungkinkah Jokowi mendukung Palestina sedangkan partai pengusungnya menolak Dolly ditutup? Mungkinkah…
Saya ingin mengajak kita jernih berpikir, suatu hal yang sangat jarang saya temui menjelang pilpres saat ini, termasuk dari kaum intelektual. Kebetulan dalam politik adalah kemewahan. Jika kemewahan itu tersaji dalam panggung politik, kita bisa menilai apa yang sesungguhnya terjadi. Pada titik ini, kemewahan itu bernama Palestina. Cara mendeteksi ini sangat mudah: cermati apa yang terjadi sebelum dan setelah debat.
Sebelum debat berlangsung, ramai diberitakan tentang dukungan Dubes Palestina Fariz N Mehdawi terhadap pencapresan Jokowi. Salah satu yang menyebarkan kabar ini adalah Goenawan Mohamad, pentolan Tempo dan pegiat ideologi sekuler liberal. Dalam akun Twitternya @gm_gm, ia memosting link ini makassar.antaranews.com. Postingan dilakukan Ahad, 22 Juni 2014 15:56 WIB, beberapa jam sebelum debat berlangsung.
Setelah debat berlangsung, media-media pendukung Jokowi ramai mengangkat isu Palestina. Salah satunya detik.com yang menulis tentang banjirnya pujian terkait dukungan Jokowi kepada Palestina. Lihat di news.detik.com.
Sementara media milik Surya Paloh membuat judul yang sangat tendensius. Metro TV mempertanyakan komitmen Prabowo dan PKS terhadap kemerdekaan Palestina. pemilu.metrotvnews.com.
Secara mudah bisa disimpulkan, isu Palestina adalah by design. Tujuannya jelas: meyakinkan umat Islam yang masih ragu terhadap komitmen keislaman Jokowi dan partai pendukungnya. Umat Islam yang gamang tentu akan terjerat jebakan Jokowi. Ternyata Jokowi mendukung Palestina dan Dubes Palestina pun mendukungnya.
Jika anda termasuk yang percaya dengan ucapan Jokowi, ada baiknya membaca fakta tentang Dubes Palestina Fariz N Mehdawi. Karena begitu terusik dengan jualan Palestina ini, saya mencari tahu siapa sosok Fariz sesungguhnya. Kok bisa mendukung capres yang di belakangnya adalah orang-orang yang membenci Islam?
Saya tak dapat profil Fariz. Tapi ada berita menarik tentang dia yang dimuat PedomanNEWS.com, media yang dikelola Fadjroel Rachman. Siapa Fadjroel? Orang yang dalam cuap-cuapnya di Twitter terlihat begitu membenci PKS, partai yang paling getol membela Palestina. Fadjroel sendiri sekarang “mati-matian” mendukung Jokowi.
PedomanNEWS memberitakan, Fariz Mehdawi ketika ditemui dalam seminar memperingati Hari Internasional Solidaritas untuk Palestina yang berlangsung di Auditorium Yustinus Universitas Atmadjaya, Jakarta Rabu (30/11/2011) menyatakan keheranan dengan kelompok yang selalu berteriak “Allahu Akbar” mendukung Palestina di daerah Tepi Barat dan Yerusalem.
“Saya bingung dan heran dengan isu dan teriakan “Allahu akbar” dari orang-orang terhadap yang terjadi antara Palestina dan Israel padahal mereka tidak tahu apa-apa dan tidak ada peran sama sekali untuk membantu kami, nol besar.
Ia melanjutkan, “Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem.” Lihat linknya di forum.kompas.com.
Dari ucapannya, kita dapat menilai sosok seperti apa Fariz sesungguhnya. Dan yang lebih mencengangkan lagi, data yang dia berikan dibantah oleh pemilik blog candrawiguna.com. Pemilik blog tersebut dengan sangat bagus menuliskan analisanya. Berikut ringkasannya:
Palestina terbagi dua: Tepi Barat (West Bank) di dekat Yordania yang dikuasai oleh Fatah, dan Gaza di dekat Mesir yang dikuasai oleh Hamas. Data mengenai jumlah penganut agama di Palestina sangat sulit untuk diperoleh. Satu-satunya sumber mengenai jumlah penganut agama di Palestina hanya dari Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs (PASSIA) yang dikutip oleh Wikipedia, di mana dikatakan bahwa penduduk di Tepi Barat dan Gaza terdiri dari 97% Muslim dan 3% Nasrani, sedangkan sisanya adalah kelompok minoritas yang jumlahnya tidak signifikan, sangat jauh dari apa yang dikatakan oleh Fariz Mehdawi.
Di Tepi Barat atau West Bank, berdasarkan laporan Jerusalem Post tahun 2008 jumlah penduduk Gaza adalah sekitar 1.416.000 jiwa sedangkan jumlah penduduk Tepi Barat adalah sekitar 2.345.000
Jika data dari Jerusalem Post dan PASSIA digabung maka apa yang dikatakan oleh Fariz Mehdawi secara matematis tidak masuk akal. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Kita anggap benar bahwa 50% penduduk Tepi Barat beragama Yahudi, maka jumlah penduduk beragama Yahudi adalah 50% × 2.345.000 = 1.172.500
Jika jumlah penduduk Palestina secara keseluruhan adalah jumlah penduduk Gaza ditambah jumlah penduduk Tepi Barat, yaitu 1.416.000 + 2.345.000 = 3.761.000
Persentase umat agama Yahudi di Gaza dan Palestina menurut asumsi Fariz Mehdawi seharusnya adalah 1.172.500 / 3.761.000 = 31% dan hasil ini sangat jauh dari laporan PASSI.
Sementara itu, berdasarkan data dari laporan dari CIA, persentase umat beragama di Tepi Barat adalah 75% Muslim, 17% Yahudi, sedang 8% sisanya adalah Nasrani dan umat agama yang lain.
Kesimpulannya, kata pemilik blog tersebut, apa yang dikatakan oleh Fariz Mehdawi mengenai jumlah penduduk Palestina yang 50%nya beragama Yahudi adalah tidak benar. Ada kemungkinan beliau mengatakan hal tersebut untuk menarik simpati publik atas konflik yang sering terjadi dengan Israel, sehingga konflik tersebut berkesan murni masalah politik, atau beliau melakukan hal ini untuk menghindari meluasnya konflik yang mulai menjurus pada sentimen agama.
Fakta ini membuat kita dapat menguak misteri saling mendukung antara Jokowi dan Fariz. Masihkah anda “membeli” jualan Jokowi?
Oleh: Erwyn Kurniawan, S.IP
Sumber: dakwatuna.com
DPD PKS Siak - Download Android App