Ini Kata Habib Rizieq Kalau Kolom Agama Dihapus
By: admin
Kamis, 19 Juni 2014
0
pkssiak.org - Calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
menjanjikan akan menghapus kolom agama di KTP, sebagaimana diungkapkan
oleh timses sekaligus tokoh liberal pembela homoseksual, Prof. Dr.
Musdah Mulia, melalui Kompas 18 Juni 2014, “Saya setuju kalau kolom
agama dihapuskan saja di KTP, dan Jokowi sudah mengatakan pada saya
bahwa dia setuju kalau memang itu untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Ia berpendapat bahwa kolom agama tersebut akan merugikan kesejahteraan
masyarakat.
Nah, pendapat lain bisa disimak dari tokoh Islam. Imam
Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengirimkan pesan
guyonan yang isinya menggunakan logika kaum liberal.
Berikut guyonan yang dibuat dalam bentuk dialog berjudul,
"Perlukah Kolom Agama di KTP Dihapus?"
A : “Bro, tahu belum? Ada wacana kolom agama di KTP mau dihilangkan lho.”
B : “Emang kenapa? Katanya negara berketuhanan, kok malah hilangkan agama?”
A: “Katanya sih, kolom agama itu bisa mengakibatkan
diskriminasi. Lagian agama juga urusan pribadi. Nggak usahlah
dicantumkan di KTP.”
B : “Nah, ntar ada juga orang yang ngaku mendapat perlakuan
diskriminasi gara-gara jenis kelamin ditulis. Berarti kolom jenis
kelamin juga harus dihapus dong. Laki-laki dan perempuan kan setara.”
C : “Eh, jangan lupa. Bisa juga lho perlakuan diskriminasi terjadi karena usia. Jadi hapus juga kolom tanggal lahir.”
D : “Eit, ingat juga. Bangsa Indonesia ini juga sering
fanatisme daerahnya muncul, terlebih kalau ada laga sepak bola. Jadi
mestinya, kolom tempat lahir dan alamat juga dihapus.”
B : “Ada juga lho, perlakuan diskriminasi itu gara-gara
nama. Misal nih, ada orang dengan nama khas agama tertentu misalnya
Abdullah, tapi tinggal di daerah yang mayoritas agamanya lain. Bisa tuh
ntar dapat perlakuan diskriminasi. Jadi kolom nama juga wajib dihapus.”
B: “Kalau status pernikahan gimana? Perlu gak dicantumkan?”
A : “Itu harus dihapus. Nikah atau tidak nikah itu kan
urusan pribadi masing-masing. Saya mau nikah kek, mau pacaran kek, itu
kan urusan pribadi saya. Jadi kalau ada perempuan hamil besar mau
melahirkan di rumah sakit, nggak usah ditanya KTP-nya, nggak usah
ditanya sudah nikah belum, nggak usah ditanya mana suaminya. Langsung
saja ditolong oleh dokter.”
D : “Sebenarnya, kolom pekerjaan juga berpotensi
diskriminasi. Coba bayangkan. Ketika di KTP ditulis pekerjaan adalah
petani/buruh, kalau orang tersebut datang ke kantor pemerintahan,
kira-kira pelayanannya apakah sama ramahnya jika di kolom pekerjaan
ditulis TNI? Nggak kan? Buruh biasa dilecehkan. Jadi kolom pekerjaan
juga harus dihapus.”
C: “Kalau golongan darah gimana? Berpotensi diskriminasi nggak?”
A : “Bisa juga. Namanya orang sensitif, apa-apa bisa jadi bahan diskriminasi.”
E : “Lha terus, isi KTP apa dong? Nama : dihapus. Tempat
tanggal lahir : dihapus. Alamat tinggal : dihapus. Agama : dihapus.
Status perkawinan : dihapus. Golongan darah : dihapus. Berarti, KTP
isinya kertas kosong doang….”
A, B, C, D : (melongo)
*fimadani.com/pkssumut
DPD PKS Siak - Download Android App