Ahmad Syaikhu: Bekasi Akan Bangun Moda Transportasi Massal Aeromovel
By: admin
Kamis, 12 Juni 2014
0
Ahmad Syaikhu, Wakil Walikota Bekasi |
“Swasta yang mengerjakan, jadi tidak terkungkung dengan proses APBD. Persiapannya ya setengah tahun ini. 2015 Semoga sudah bisa running,” kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu pada Liputan6.com di Bekasi, Rabu (11/6/2014).
Syaikhu mengatakan, Kota Bekasi akan dijadikan pilot project teknologi Aeromovel. Terlebih Kota Bekasi merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta sehingga memiliki banyak faktor pendukung yang bisa dimanfaatkan.
“Banyak tanah lahan pengairan dan fasilitas sosial, fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan untuk perlintasan,” ujarnya.
Menurutnya, secara tehnis Aeromovel sama dengan Monorel. Namun untuk Aeromovel investasinya lebih murah. Sebab, Aeromovel tidak memiliki mesin. “Penggeraknya di bawah berbentuk blower. Kereta lebih ringan, karena nggak ada mesin,” papar Syaikhu.
Sementara untuk tiang pancang, akan dibangun mirip dengan tiang monorel. Namun skalanya lebih kecil. Sebab konstruksi lintasan Aeromovel lebih ringan.
Syaikhu menjelaskan, dibangunnya Aeromovel di Kota Bekasi adalah untuk memudahkan masyarakat mengakses pusat perbelanjaan ataupun ke pusat moda transportasi massal lainnya. Sehingga bisa lebih cepat dan nyaman.
Dia memastikan proyek Aeromovel itu tidak akan mangkrak seperti halnya MRT di Jakarta. Selain pengerjaannya lebih cepat, dana yang dikeluarkan juga tidak sebesar MRT.
Menurut Syaikhu, moda transportasi Aeromovel itu sebenarnya sudah ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di tempat itu, proyeknya dikerjakan selama delapan bulan untuk lintasan 3,2 kilometer.
“Padahal proyeknya hanya dikerjakan malam hari, dan tidak boleh merusak pohon,” ucapnya.
Belajar dari itu, Syaikhu optimistis bila proyek itu dikerjakan di Kota Bekasi dengan lintasan sepanjang 12 Kilometer dapat selesai lebih cepat. Di samping itu, Pemkot Bekasi juga sudah melakukan kajian dan hasilnya proyek ini lebih murah dari proyek MRT dan monorel.
“MRT per satu kilometer membutuhkan investasi Rp 1 triliun. Monorel per satu kilometer sebesar Rp 150 miliar. Nah kalau Aeromovel per satu kilometer, hanya Rp 75 miliar. Jadi lebih murah,” terang Syaikhu. [Ein/Liputan6/pkscibitung]
DPD PKS Siak - Download Android App