pkssiak.org - Sebagai
insan manusia, sebagai hamba-Nya yang dititipi banyak kelebihan juga
kekurangan. Semoga lahirnya kita membuat suatu perubahan ditengah arus
zaman, sebagai seorang pemuda semoga yang kita kerjakan adalah hal-hal
yang bernilai sumbangsih bagi orang orang di sekeliling. Senantiasa
berkaca diri karena walaupun berdebu sekalipun, kitalah yang punya sifat
manusiawi dan menyimpan banyak cela. Semoga di perjalanan kita punya
sahabat yang senantiasa menegur dan memukul dengan nasihatnya jika kita
mulai melakukan hal hal yang memalukan.
Kawan,
dalam keseharian kita menjumpa aneka warna wajah, yang senang sampai
muram, dari senyum sampai diam, tenang tapi menghanyutkan juga ada.
Seorang teman yang sejatinya membersamai bisa menjadi lawan dan begitu
juga sebaliknya. Semoga itu menjadi ajang kita belajar dan melatih daya
tahan sebagai pemuda. Maka kemudian hari melalui proses keinsyafan,
tampil lah kita dengan apa adanya, sangat sederhana, tapi punya gagasan.
Keyakinan muncul dalam benak, bahwa tidak ada hal yang begitu
mengkhawatirkan, dan pribadi tidak sepatutnya merasa tenang tanpa beban,
tetap membumi untuk kerja kerja melangit.
Kemudian
sahabat berkata di tengah perjalanan, bahwa "Aku malu punya kawan
sepertimu" dan yang menempel pada pribadi yang lain bercap musuh berujar
"Semoga kita dapat berjumpa lain waktu". Satunya amat bosan dengan
pertemuan dan kebaikan, dan satunya lagi amat rindu dengan jabat, peluk
dan salam dari orang yang selama ini terasing dalam diam. Sandiwara
maupun ketulusan sering mewarnai perjuangan perjuangan kita di jalan nan
sunyi, namun kau begitu faham jika semakin dilukai, kau semakin kuat
jika semakin dipukul, karena pukulan yang tak membuatmu mati justru akan
menguatkanmu.
Bergumam
lah kita "Apakah temanku adalah yang akan membawaku pada kebaikan?",
sisi dan waktu yang lain berujar lagi "Apakah dia, musuhku, orang yang
belum aku kenal itu, suatu hari akan memberiku sebuah pelajaran?". Maka
benar, tak ada nikmat yang sanggup didustai, sebab dengan hati hati,
diri kita menemukan sebuah jawaban, bahwa tak ada teman yang begitu
mengerti, tak ada musuh yang terlalu membenci. Tak ada kawan yang begitu
menyayangi, dan tak ada orang asing yang tidak mungkin untuk di ajak
untuk ikut bersama sama di dalam jalan cinta ini.
Adalah
kita yang mustahil tanpa cela, yang proses perbaikan nya seumur hidup
sampai ajal menjemput. Menjadi pribadi yang begitu sempurna adalah mimpi
mimpi yang terlukis di benak jiwa. Namun rasa lain bernama realita
berkata lain, melakukan pemberontakan demi pemberontakan, maka munculah
amarah, senyum dan air mata. Dan sudah menjadi hal biasa kita
menampilkan dua wajah, untuk tetap tenang ketika menyimpan banyak
persoalan, karena terkadang cukup Allah SWT saja yang tahu. Baiknya
menjaga diri siang malam luar dalam, sebab dibalik tabir baik hatinya
dunia, mereka membujuk kita agar terlena dan berleha leha, dan itu amat
kejam.
Sebaiknya
merujuk pada apa yang diujarkan ibu kita, "Nak, di hari kemudian kau
akan menjumpai dua jenis orang". Dalam balutan selimut terlontar tanya,
dan tentu saja seperti ini "Apa itu ibu?". Dengan penuh sifat
malaikatiawi, wanita yang mengasihi mu itu berujar panjang lebar. Padamu
akan datang seorang teman yang jika ia berhasil akan membawamu pada
ketaqwaan, dan jika ia gagal ia akan membiarkan mu pada tipuan demi
tipuan dunia.
Kemudian
hari datang padamu seorang asing yang beraroma memusuhi, jika ia
berhasil berlakon maka ia akan memberikanmu pelajaran, maka semoga kau
tumbuh sebagai pribadi yang kuat, yang mengucapkan pelan pelan penuh
yakin "kita bisa melakukan nya". Kemudian kita hanya punya kata kata
"Coba aku!" untuk setiap ujian, membuang jauh jauh "Kenapa aku?". Semoga
teman mu hadir dalam pertemuan yang berkah, majelis ilmu yang indah,
dan rencana kerja yang bermasa depan cerah, menyertaimu dan menyebut
namamu dalam do'a nya.
Sebaliknya
orang asing tadi, musuh mu itu, semoga memicu mu untuk berprestasi,
menyulut api emosi mu untuk mengalah-telak kan kebodohan, memberangus
keragu raguan dan sedikit memberikan pemaksaan untukmu berprestasi.
Bahwa yakinlah, baik dan tidak baik hanyalah dua hal yang dibatasi lapis
yang sangat tipis, sekat yang nyaris tanpa batas, kuatkan keyakinan dan
buang jauh jauh keragu raguan, sebab semuanya itu ada pada diri kita.
Tak berubah bentuk dan nasib, kecuali kita sendiri yang mengusahakan nya
dengan perbuatan dan prasangka baik.
"Nak..
" sebutnya lagi "Dalam pribadi yang kau miliki itu, peliharalah daya
tahan. Sebab kadang cuaca dalam kondisi baik, tiba tiba bisa buruk, dan
kau masih ada diluar rumah". Ibu kita berkias sebagai seorang ahli
dengan gambaran bahwa baiknya kita menjaga daya tahan dan daya juang
dalam laju perjalanan. Ditengah sibuk dunia beralu lalang, amat sangat
ngeri kalau kita berbekal ketidak tahuan, kuasai ilmu dan bacalah
keadaan, sebab sepanjang jalan kita mencari pastilah ada keajaiban, dan
peliharalah itu sebagai sebuah keyakinan.
Lalu
dimanakah letaknya? mungkin dalam perjalanan hidup, pelan pelan,
melalui rambu rambu, dalam kisah sederhana dapat kita jumpai. Mungkin
dalam penantian seorang salih dan saliha untuk bertemu dalam pernikahan
lalu kemudian diberikan cinta terbaik yang tak pernah di bayangkan,
mungkin pada sebuah kemenangan besar ditengah badai dengan segala
kekurangan, mungkin pada do'a do'a kita yang menguras air mata di
sepertiga malam, mungkin ada pada dirimu kawan, diri kita.
Simpanlah
keyakinan dalam daya tahan dibalik gelora daya juang kita, duhai kawan
sesama pejuang dalam kesunyian, yakinilah sebuah keajaiban.
Oleh: Nanda Koswara
[pksnongsa.org]