Sudahkah Kita Mencintai Ayah?
By: admin
Sabtu, 10 Mei 2014
0
Ilustrasi gambar : supersaiaz.wordpress.com
|
pkssiak.org - Usia muda adalah usia yang membahagiakan. Banyak hal
yang kita lalui, banyak hal yang kita rasakan. Eksperimental terhadap diri pun
membara begitu dahsyatnya. Dan “coba-coba” adalah kata kerja umum yang dialami
remaja saat ini. Ada keinginan hati
untuk selalu membahagiakan orang tua, namun sayang, diri ini tak hebat dalam
mengekspresikan rasa cinta dan syukur pada mereka.
Sering kali kita berfikir bahwa membahagiakan orang
tua hanya lewat hal duniawi saja, sebut saja dengan nilai kita di sekolah. Kita
berfikir bahwa itu sudah cukup membahagiakan mereka. Bukan, bukan nilai yang
mereka inginkan, bukan berapa banyak uang yang dapat kita berikan pada kedua
orang tua kita. Tapi mereka ingin anak-anak nya menjadi anak yang sholeh dan
sholehah.
Karena harta banyak bukanlah jaminan kebahagaiaan. Sering kita
temui banyak
anak pintar tapi akhlak mereka 0 %. Contoh mudahnya, mari kita lihat berapa banyak kini anak-anak
yang mengirim orangtua mereka ke panti jompo disaat masa tua mereka? Berapa
banyak anak yang sekarang tanpa sadar memperlakukan orangtua nya seperti buruh
kerja?
Tentu bukan hal yang salah menjadi orang yang pintar,
tetapi jika tidak dibarengi dengan akhlak mulia, bisa jadi ilmu yang kita punya
hanya membawa kita pada malapetaka.
Mari kita renungkan bersama kawan-kawan!
Jika mendengar kata Ibu, maka diri ini teringat dengan
kata-kata orang bijak bahwa :
“Surga berada
di telapak kaki Ibu”
Maka tak jarang kita akan lebih memprioritaskan Ibu
daripada Ayah. Mengapa?
Karena janji Allah SWT pada anak yang berbakti pada Ibu sungguhlah jelas yaitu
Surga. Selain itu, kita pun sering mendengar nasehat Rasulullah SAW
Dari
Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak
kubaktikan dengan baik?” Rasul menjawab, “Ibumu”, jawab Rasul, “Lalu siapa
lagi?”, “Ibumu”, jawab Rasul. “Kemudian siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu,” Ia
kembali bertanya, “Lantas siapa lagi?” Rasul menjawab, “Ayahmu”
(HR Bukhari-Muslim)
(HR Bukhari-Muslim)
Kemuliaan seorang Ibu tidak lantas
membuat kita boleh lupa untuk berbakti pada Ayah karena Allah SWT tidak
hanya menyuruh untuk berbakti pada Ibu saja tetapi kita harus berbakti pada
keduanya.
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’”
(QS. Al Isro’: 23)
“Sembahlah
Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak.”
(QS. An Nisa: 36)
Banyak cara untuk membahagiakan Ayah kita, lewat hal
yang sederhana, lewat akhlak mulia, maka kita sudah selangkah lebih maju untuk
menjadi anak yang berbakti karena ingatlah selalu bahwa yang menolong orangtua
kita nanti bukanlah seberapa banyak harta dan ilmu yang kita kumpulkan tapi
seberapa baik-kah
akhlak kita pada mereka karena potensi akhlak yang mulia akan membuahkan
pribadi yang sholeh dan sholehah
“Apabila seorang manusia meninggal maka
putuslah amalnya,
kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
(HR. Muslim,
Abu Dawud, At-Tirmidzi,Nasa’i dan Ahmad)
Yuk mulai dari sekarang, mulai dari hari ini, kita
mulai memperbaiki akhlak pada kedua orangtua kita, mulai lah dengan memaafkan
segala kesalahan mereka dan membuka hati untuk mulai menyayangi keduanya agar
selamat dunia dan akhirat.
Dan kita pun membantu meringankan tugas Ayah kita, karena sebagai
kepala keluarga, sebagai imam keluarga, Allah SWT memberikan tugas yang tak
mudah bagi seorang Ayah, jika dia hanya berjuang seorang diri.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. Al-Tahrim:
6)
Kalau suatu saat kita
terlupa untuk berbakti, bolehlah kita mengingat sebuah lirik lagu yang pernah
disenandungkan oleh ADA Band dan Gita Gutawa yang bunyinya :
“Tuhan tolonglah sampaikan, sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji, tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu”
Wallahu ‘alam bissawab
By Ipah Umu Abiba
[pksbandungkota]
DPD PKS Siak - Download Android App