pkssiak.org, Pinrang - Demi
mengikuti ujian nasional para siswa SD di desa Sabura Kecamatan Lembang
Pinrang, Sulawesi Selatan harus berjuang. Mereka harus berjalan kaki
tujuh kilometer menembus hutan, melewati sungai dan jalanan terjal.
Selama ujian berlangsung, mereka “nebeng” di rumah orang di dekat lokasi
ujian.
Reza, salah satu peserta ujian ini mengaku lelah berjalan kaki cukup jauh melintasi pegunungan, sungai. dan hutan belantara. Namun, dia mengatakan tetap bersemangat mengikuti ujian. “Tak ada cara lain kecuali jalan kaki. Jangankan bisa dilalui mobil, motor pun sulit. Makanya lebih baik pilih jalan kaki,” ujar dia, Senin (19/5/2014).
Berbekal pakaian dan makanan seadanya, para siswa yang didampingi gurunya ini meninggalkan kampung halaman dan keluarga mereka sehari sebelum ujian digelar. Pilihan menumpang di rumah orang diambil dengan harapan mereka bisamengikuti ujian nasional tepat waktu dan lulus.
Meninggalkan kampung halaman pada Minggu (18/5/2014) pukul 08.00 Wita, rombongan siswa ini baru tiba di kota lokasi kecamatan pada pukul 18.00 Wita. Lamanya waktu tempuh, selain karena faktor jalur yang harus dilalui juga akibat hujan yang sewaktu-waktu turun selama perjalanan.
Karenanya, perjalanan mereka tak hanya melintasi jalanan yang hancur bahkan belum ada pengerasan sama sekali, tetapi juga berseling dengan berteduh di bawah pohon maupun rumah warga yang dilewati.
Desa Reza juga belum memiliki akses komunikasi seperti telepon genggam. Bagaimana tidak, bila jalanan pun masih sangat buruk. Muhammad Idrus, salah satu guru SD 156 Sabura mengatakan dia sangat bangga pada murid-muridnya yang bersemangat mengikuti ujian nasional meski perjalanan mereka tak mudah.
“Saya bangga dengan semangat para siswa saya. Meski medannya sulit mereka tetap semangat. Karena kami tak punya rumah, maka para siswa dan guru yang mengikuti ujian ke desa tetangga terpaksa menumpang di rumah penduduk,” papar Idrus.
Di rumah tumpangan, para siswa dan guru pendampingnya ini harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri, termasuk bersih-bersih tempat tumpangan dan memasak untuk sarapan menjelang ujian.
Pada Senin, rombongan pelajar ini berangkat ke lokasi ujian pada pukul 07.00 Wita. Meski ujian baru akan dimulai pada pukul 08.00 Wita, mereka masih harus mencocokkan nomor ujian. (kompas/sbb/dakwatuna)
Reza, salah satu peserta ujian ini mengaku lelah berjalan kaki cukup jauh melintasi pegunungan, sungai. dan hutan belantara. Namun, dia mengatakan tetap bersemangat mengikuti ujian. “Tak ada cara lain kecuali jalan kaki. Jangankan bisa dilalui mobil, motor pun sulit. Makanya lebih baik pilih jalan kaki,” ujar dia, Senin (19/5/2014).
Berbekal pakaian dan makanan seadanya, para siswa yang didampingi gurunya ini meninggalkan kampung halaman dan keluarga mereka sehari sebelum ujian digelar. Pilihan menumpang di rumah orang diambil dengan harapan mereka bisamengikuti ujian nasional tepat waktu dan lulus.
Meninggalkan kampung halaman pada Minggu (18/5/2014) pukul 08.00 Wita, rombongan siswa ini baru tiba di kota lokasi kecamatan pada pukul 18.00 Wita. Lamanya waktu tempuh, selain karena faktor jalur yang harus dilalui juga akibat hujan yang sewaktu-waktu turun selama perjalanan.
Karenanya, perjalanan mereka tak hanya melintasi jalanan yang hancur bahkan belum ada pengerasan sama sekali, tetapi juga berseling dengan berteduh di bawah pohon maupun rumah warga yang dilewati.
Desa Reza juga belum memiliki akses komunikasi seperti telepon genggam. Bagaimana tidak, bila jalanan pun masih sangat buruk. Muhammad Idrus, salah satu guru SD 156 Sabura mengatakan dia sangat bangga pada murid-muridnya yang bersemangat mengikuti ujian nasional meski perjalanan mereka tak mudah.
“Saya bangga dengan semangat para siswa saya. Meski medannya sulit mereka tetap semangat. Karena kami tak punya rumah, maka para siswa dan guru yang mengikuti ujian ke desa tetangga terpaksa menumpang di rumah penduduk,” papar Idrus.
Di rumah tumpangan, para siswa dan guru pendampingnya ini harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri, termasuk bersih-bersih tempat tumpangan dan memasak untuk sarapan menjelang ujian.
Pada Senin, rombongan pelajar ini berangkat ke lokasi ujian pada pukul 07.00 Wita. Meski ujian baru akan dimulai pada pukul 08.00 Wita, mereka masih harus mencocokkan nomor ujian. (kompas/sbb/dakwatuna)