Ilustrasi |
pkssiak.org - Fahri Hamzah mengeluarkan sajak satire yang bernuansa sindiran. Dalam puisi ini Fahri memberikan sindiran kepada sosok yang selalu berusaha membesarkan dirinya dengan berbagai macam cara sehingga orang selalu menyebut namanya. Fahri juga menyindir cara yang digunakan tersebut sebenarnya berlebihan karena hanya dengan melihat beton Monorail yang tertunda orang sudah akan mengenang namanya.
Fahri tak menyertakan makna dan sasaran puisi tersebut diarahkan. Berikut sajak satire yang kami rangkum dari akun twitter @fahrihamzah yang ditwit tadi malam (11/05).
DI MANA NAMAMU DIEJA?
Orang-orang menghitung suara
Orang-orang menghitung takhta
Bersama massa
Dalam masa
Tidurlah
Seandainya esok kita terbangun
Politik masih ada
Masih seperti apa adanya
Di Makasar
Di gerak jalan
Kalau ada doorprize
Biar tak ada kamu
Manusia tetap menyemut
Tapi tak apa
Kau kira orang datang untukmu
Tak apa
Kau perlu menghibur diri
Aku menghiburmu dengan puisi-puisi
Kau kumpulkan
Apapun yang membuatmu nampak besar
Orang-orang meniupmu
Dari segala arah
Dari atas bawah
Aku tak menyebut namamu kawan
Apakah kau Abraham atau Lincoln?
Namamu ada dalam perlombaan
Apakah kau tahu di mana kita akan berakhir?
Aku menyaksikan namamu dieja.
Pada beton monorail yang tertunda
Di ruang maya ini
Kau jangan berbaris seperti serdadu
Ini tempat kita bercengkrama
Santai sajalah
(abuhuz/pkssumut)