pkssiak.org - Sampai hari ini Joko Widodo belum mengantongi satu pun surat dukungan resmi dari anggota gabungan partai politik yang mengusungnya. Surat izin mengikuti pemilihan presiden yang diserahkannya kepada Presiden SBY sama sekali dibarengi copy surat-surat dukungan itu.
Satu-satunya yang dapat disebut sebagai modal dukungan Jokowi adalah surat perintah harian Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tanggal 14 Maret lalu. Sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam rapat internal mereka hanya memutuskan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.
Bagaimana dengan dukungan dari Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh? Itu pun belum dikantongi.
Bahkan belakangan terlihat ada dinamika baru di internal terkait manuver Surya Paloh merapat ke PDIP. Sudah mulai muncul pertanyaan mengapa Surya Paloh mendukung Jokowi? Atau, apakah Jokowi memang pantas dianggap sebagai tokoh orisinil yang dapat memperjuangkan gagasan Tri Sakti Bung Karno?
Apalagi dalam mendukung Jokowi dan PDIP itu tidak jelas apa yang diapatkan Nasdem. Kabar tentang dukungan Nasdem agar Jusuf Kalla menjadi cawapres untuk mendampingi Jokowi pun masih patut dipertanyakan.
Informasi yang diperoleh dari dalam Nasdem menyebutkan bahwa Nasdem belum pernah mengambil keputusan apapun yang intinya mencalonkan Jusuf Kalla sebagai cawapres. Semua orang tahu, JK tidak pernah menjadi kader Nasdem.
Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem Rachmawati Soekarnoputri pun tampaknya memiliki jalan pikiran yang berbeda dengan Surya Paloh. Tidak seperti Surya Paloh, Rachmawati masih mempertanyakan visi Jokowi dan PDIP.
"Saya belum bisa membaca visi Jokowi dalam membangun bangsa dan memperjuangkan kepentingan nasional kita. Saya khawatir memang tidak ada dan apa yang disebut sebagai visi Jokowi adalah titipan dari orang-orang lain yang punya kepentingan sendiri," kata Rachma, Kamis sore (16/5) di kediamannya di Jalan Jati Padang Raya, Jakarta.
Kemarin sore Rachmawati menerima kunjungan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Didi Supriyanto. Sedianya adalah Prabowo dan Hatta Rajasa sendiri yang mau datang ke rumah Rachma. Tetapi, mendadak Prabowo harus bertemu dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Surya Dharma Ali.
Kunjungan Prabowo Subianto dijadwal ulang. Bila tidak ada aral melintang Prabowo akan mengunjungi Rachmawati sore ini. (rmol/hs/muslimina)