Pemilu 2014 Bakal Produksi Korupsi Politik
By: admin
Jumat, 09 Mei 2014
0
pkssiak.org Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 belakangan mendapat
banyak kritik tajam. Praktik politik uang, pencurian suara serta
penyelenggara pemilu yang tidak profesional. Pemilu 2014 diprediksi
bakal memproduksi praktik korupsi politik.
Wakil
Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri
Hamzah mengatakan sistem keuangan dalam pemilu mengondisikan calon
anggota legislatif melakukan praktik korupsi politik. "Karena kalau
caleg terpilih, motif awal cari untung. Jadi sistem memang harus
diubah," kata Fahri di Gedung DPR, Komplek Parlemen Senayan Jakarta,
Rabu (7/5/2014).
Anggota Komisi Hukum DPR RI itu menuturkan, dalam
UU Pemilu disebutkan calon anggota legislatif dilarang menerima uang
dari pihak mana pun, hanya dari partai politik. "Namun di saat yang
bersamaan, caleg juga harus menyumbang partai politik," kata Fahri.
Lebih
lanjut Fahri menyatakan, caleg dibebani keuangan dimulai dari sumbangan
untuk partai politik, pembiayaan pencalonan serta ongkos pembayaran
saksi untuk caleg. "Di tahap pembiayaan pencalonanlah yang paling berat,
karena bersaing dengan kandidat baik internal maupun eksternal partai,"
papar Fahri.
Fahri menyayangkan, sistem pembiayaan politik dalam
Pemilu 2014 ini sama sekali tidak memunculkan gagasan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memutus praktik terlarang itu. "KPK
tidak ada saran sampai hari ini. Harusnya dihentikan dari awal," kata
dia, menyesalkan.
Padahal menurut Fahri, pemberantasan korupsi
semestinya dilakukan terhadap tiga sektor yaitu korupsi politik, korupsi
birokrasi dan korupsi aparat penegak hukum. "Sekarang tidak dihentikan.
Kebon binantang diisi binatang terus," keluh Fahri beranalogi.
Sementara
terpisah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'thi menilai
pelaksanaan Pemilu 2014 kapitalistik, kanibal dan korup. "Kita melihat
Pemilu 2014 itu sangat kapitalistik, dari mulai beradu uang, beradu
kekuatan uang," kata Mu'thi dalam diskusi di Gedung DPD, Kompleks
Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Pemilu 2014, kata
Mu'thi, juga dinilai sebagai ajang kanibalisme. Etika politik tidak lagi
menjadi rujukan dalam berpolitik. Demokrasi disulap menjadi sistem yang
tidak beradab. "Sangat kanibal, kanibal itu terjadi karena sistem
proporsional terbuka, jadi saling serang satu sama lain," kata Mu'thi.
Mu'thi
menilai, Pemilu 2014 berjalan korup karena marak dengan pencurian
suara. "Proses ini sangat korup, kenapa ada pencurian suara di KPU, saya
kira ini imbas dari ini (korupsi). Mereka yang diseleksi di tingkat
provinsi tapi tetap penentu itu di KPU pusat," tegas Mu'thi.[inilah]
DPD PKS Siak - Download Android App