pkssiak.org, Mesir - Salah seorang peneliti di Brookings Doha Center,
Syadi Hamid, menulis sebuah artikel yang dimuat oleh harian AS, New
York Times, tentang hubungan Barat dan demokratisasi di dunia Arab.
Menurut
Hamid, Barat tidak akan pernah membiarkan demokrasi berkembang dan maju
di negara Arab dan Islam, kecuali setelah memastikan pihak-pihak yang
bermain di panggung politiknya akan menerapkan prinsip-prinsip
liberalisme.
Barat sangat memahami bahwa
masyarakat muslim yang konservatif (terikat dengan ajaran agama) akan
menolak nilai-nilai liberal seperti kesetaraan mutlak antara laki-laki
dan perempuan serta berupaya menerapkan hukum pidana Islam.
Hamid
juga membantah prediksi sejumlah pihak bahwa Ikhwanul Muslimin, sebagai
salah satu kekuatan politik terbesar di Mesir, akan jatuh selamanya,
karena fakta sejarah Mesir selama ini menunjukkan bahwa IM akan kembali
memperoleh dukungan masyarakat.
Rezim-rezim
berkuasa di Mesir dan negara-negara Arab selama ini bukan karena
memperoleh dukungan nyata dari umat Islam, tetapi karena mereka
menyalahgunakan kekuasaan dan senjata untuk mengintimidasi rakyat
sendiri.
Hamid menutup artikelnya bahwa
demokrasi di dunia Arab mustahil akan berdiri tanpa partisipasi umat
Islam, dan jika demokrasi yang sebenarnya itu terwujud, kekuatan umat
Islam, terutama IM, akan merebutnya dan kembali ke tampuk kekuasaan.
(islammemo/rem/dakwatuna)