Khadijah Binti Khuwailid
By: admin
Senin, 19 Mei 2014
0
Sebelum Menikah dengan Muhammad Rasulullah
pkssiak.org - Inilah
wanita pertama yang masuk Islam. Inilah pendamping setia Rasulullah di
masa-masa awal dakwahnya. Inilah wanita paling mulia dan paling dicintai
Nabi. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin
Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin
Ghalib bin Fihr. Kelak setelah menikah dengan Muhammad yang kemudian
diangkat menjadi Nabi, Khadijah dikenal dengan gelar Al Kubra. Ummul
Mukminin Khadijah Al Kubra radhiyallahu ‘anha.
Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah bin
Al Asham bin Rawahah bin Hajar bin Abd bin Mu’ish bin Amr bin Lu’ay bin
Ghalib bin Fihr. Dengan demikian nasab Khadijah bertemu dengan nasab
Nabi pada Qushai dari jalur ayahnya dan pada Lu’ay dari jalur ibunya.
Khadijah lahir 15 tahun sebelum tahun
Gajah. Lahir dari keluarga mulia, Khadijah tumbuh menjadi wanita mulia
pula. Di era jahiliyah sebelum Islam itu, Khadijah terkenal sebagai
wanita suci dan terhormat. Karenanya ia mendapatkan gelar ath thahirah (wanita suci). Ia dikenal berkepribadian baik dan juga cerdas.
Suami Khadijah sebelum Menikah dengan Muhammad
Waktu membawa Khadijah tumbuh menjadi
dewasa. Khadijah kemudian menikah dengan Abu Halah bin Zurarah At
Tamimi. Dari pernikahan itu, Khadijah dikarunia dua orang anak; Halah
dan Hindun. Namun menurut Mahmud Al Mishri, Khadijah saat itu hanya
memiliki satu anak; Hindun. Abu Halah kemudian wafat meninggalkan
Khadijah, ia mewariskan harta yang berlimpah ruah.
Setelah Abu Halah wafat, Khadijah
dinikahi oleh Atiq bin Aidz bin Abdillah Al Makhzumi. Dari pernikahan
dengan pembesar Quraisy ini, lahirlah dua orang anak: Abdullah dan
Jariyah. Namun kemudian Atiq menceraikan wanita mulia ini.
Menjadi Janda Pebisnis yang Kaya Raya
Sejak berpisah dengan Atiq, Khadijah
menekuni bisnis perniagaan. Ia menjadi pebisnis yang sukses.
Perdagangannya waktu itu sudah antar-negara; antara Makkah dan Syam.
Satu saja kafilah dagang Khadijah sudah setara dengan konsorsium kafilah
dagang Makkah. Karenanya, bisnis Khadijah menjadi salah satu tulang
punggung perokonomian Makkah.
Bisnis yang sukses, harta yang berlimpah
dan kedudukan mulia di kalangan Quraisy membuat banyak pemuka Quraisy
ingin melamarnya. Namun Khadijah tidak mau. Ia merasa seakan ada sebuah
takdir besar yang akan menjemputnya.
Khadijah memiliki seorang sepupu bernama
Waraqah bin Naufal, yang merupakan pendeta Nasrani. Waraqah sering
menceritakan kepada Khadijah, kisah-kisah para Nabi. Khadijah pun
membayangkan betapa besar kemuliaan dan kebaikan mereka, yang hingga
detik itu Khadijah belum menemukan ada orang yang sehebat mereka.
Suatu hari, setelah thawaf mengelilingi
ka’bah, Khadijah pulang dan beristirahat di rumahnya. Dalam tidurnya, ia
bermimpi ada matahari besar yang turun perlahan dari langit Makkah,
lalu berhenti tepat di atas rumahnya. Sinarnya menerangi seluruh penjuru
dan menyenangkan hati siapa pun yang melihatnya. Khadijah terkejut, dan
ia terbangun.
Paginya, Khadijah bergegas menuju rumah
Waraqah bin Naufal. Saat ia menceritakan mimpi itu, Waraqah yang tadinya
memegang lembaran kitab sucinya, menyimak dengan serius. Ada
keterkejutan, tapi bercampur kebahagiaan dalam diri Waraqah.
“Berbahagialah wahai sepupuku,” kata
Waraqah menafsirkan mimpi itu, “Jika Allah benar-benar membuat mimpimu
menjadi kenyataan, maka cahaya kenabian akan masuk ke rumahmu. Dan
darinya akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir.” (bersambung)
Penulis: Tim Redaksi Webmulimah.com
Maraji’:
1. Shahabiyah haular Rasul (35 Sirah Shahabiyah) karya Mahmud Al Mishri
2. 100 Mauqif Buthuli lin Nisa’ (100 Kisah Kepahlawanan Wanita) karya Imarah Muhammad Imarah
3. Nisa’ fil Jannah (Wanita-wanita Penghuni Surga) karya Ahmad Abdul Aziz Al Hushain
1. Shahabiyah haular Rasul (35 Sirah Shahabiyah) karya Mahmud Al Mishri
2. 100 Mauqif Buthuli lin Nisa’ (100 Kisah Kepahlawanan Wanita) karya Imarah Muhammad Imarah
3. Nisa’ fil Jannah (Wanita-wanita Penghuni Surga) karya Ahmad Abdul Aziz Al Hushain
DPD PKS Siak - Download Android App