Select Menu

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

Sabtu, 17 Mei 2014

Hidayat Sebut Hatta Rajasa Baru Sekedar Usulan PAN

pkssiak.org, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mengatakan nama Hatta Rajasa belum resmi menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto. Nama cawapres untuk Prabowo menurut dia akan dibahas dalam rapat bersama semua partai mitra koalisi.

"Kami konfirmasi Ketum Gerindra, Pak Waketum Fadli Zon, itu baru sekadar usulan dari rekan-rekan PAN. Nah, kami hormati usulan kawan dari PAN. Seperti dikatakan Pak Prabowo terhadap kami, kalau cawapres dibicarakan secara bersama-sama. Kami akan mengadakan rapat forum bersama-sama dengan mitra koalisi soal ini," kata Hidayat saat dihubungi detikcom, Jumat (16/5/2014).

Anggota Majelis Syuro PKS ini menambahkan sejak awal persoalan cawapres bakal dibicarakan bersama-sama dengan mitra koalisi. Hal ini menurutnya jangan sampai dilanggar seperti koalisi pada 2009. Saat itu, kata dia, Partai Demokrat dengan Soesilo Bambang Yudhoyono menentukan Boediono sebagai posisi cawapres di Pilpres.

"Waktu itu pak SBY memilih pak Boediono. Kita dikejutkan. Jangan sampai ini terulang. Koalisi itu kan harus fair. Waktu itu rekan-rekan dari Gerindra dan Pak Prabowo sudah menyampaikan," sebutnya.

Lantas, bagaimana kalau keputusan akhir Hatta Rajasa tetap diusung sebagai cawapres Prabowo? Hidayat enggan berspekulasi. Yang pasti menurutnya, Gerindra, PAN, PPP harus bersedia duduk bersama untuk membahas persoalan ini.

Lagipula, kata dia, semua yang ada saat ini masih bisa berubah karena masih ada peluang kalau Partai Demokrat serta Hanura bergabung dalam koalisi yang diusung Gerindra. Begitupun dengan peluang Golkar.

"Kan tadi sudah semua akan dibahas dalam forum bersama. Jadi, beban ini bisa dipahami, bahwa porsi dalam oposisi masih sama. Dari PAN mengusulkan Pak Hatta, dari PKS dari Majelis Syuro. Dengar-dengar kalau PPP tidak mengusulkan nama cawapres. Semua bisa berubah, kalau Demokrat, Hanura terus Golkar jadi gabung ya mesti dengar suara mereka juga kan," kata mantan Ketua MPR itu. (abuhuz/detik/pkssumut)
0 Comments
Tweets
Komentar