pkssiak.org, New Delhi - Juru bicara kedutaan Israel di New
Delhi, Selasa (8/4/2014), menyatakan bahwa tiga orang diplomatnya
dideportasi dari India ke Israel, setelah dituduh menyerang dan melukai
seorang petugas India di Airport New Delhi.
Juru bicara, Ohad Horsanda, mengatakan, “Kasus ini kami tangani dengan serius. Ada tiga orang diplomat kami yang dikatakan tersangka dalam masalah ini sudah dideportasi ke Israel.”
Kepolisian New Delhi memperkarakan para pegawai konsulat yang mempunyai kekebalan diplomasi. Hal itu setelah terjadi pertengkaran antara mereka dengan petugas imigrasi di Airport.
Media India memberitakan bahwa sebab kejadian ini adalah karena para diplomat itu marah setelah petugas imigrasi terlambat memberikan ijin terbang ke Katmandu di Nepal. Wakil kepala polisi Airport mengatakan, “Para diplomat itu terus saja mendebat petugas. Setelah selesai ijinnya, mereka mengupat dan mencerca secara verbal. Ketika petugas menyatakan keberatannya diperlakukan seperti itu, mereka malah memukulinya.”
Menurutnya, kepolisian mempunyai alat bukti perbuatan mereka, yaitu rekaman CCTV. Mereka tidak ditangkap karena memiliki kekebalan diplomasi, tapi akhirnya kepolisian memperkarakan mereka ke pengadilan. (mas/dakwatuna/skynewsarabia)
Juru bicara, Ohad Horsanda, mengatakan, “Kasus ini kami tangani dengan serius. Ada tiga orang diplomat kami yang dikatakan tersangka dalam masalah ini sudah dideportasi ke Israel.”
Kepolisian New Delhi memperkarakan para pegawai konsulat yang mempunyai kekebalan diplomasi. Hal itu setelah terjadi pertengkaran antara mereka dengan petugas imigrasi di Airport.
Media India memberitakan bahwa sebab kejadian ini adalah karena para diplomat itu marah setelah petugas imigrasi terlambat memberikan ijin terbang ke Katmandu di Nepal. Wakil kepala polisi Airport mengatakan, “Para diplomat itu terus saja mendebat petugas. Setelah selesai ijinnya, mereka mengupat dan mencerca secara verbal. Ketika petugas menyatakan keberatannya diperlakukan seperti itu, mereka malah memukulinya.”
Menurutnya, kepolisian mempunyai alat bukti perbuatan mereka, yaitu rekaman CCTV. Mereka tidak ditangkap karena memiliki kekebalan diplomasi, tapi akhirnya kepolisian memperkarakan mereka ke pengadilan. (mas/dakwatuna/skynewsarabia)