pkssiak.org, JAKARTA
– Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah mengatakan PKS tidak akan berkoalisi
dengan partai manapun tanpa diikat oleh satu konsep koalisi yang jelas
dan tegas. Berbagai koalisi yang selama ini asal koalisi, menurut Fahri
tidak satu pun yang efektif. Pengalaman tersebut memaksa PKS harus lebih
dahulu menyiapkan konsep koalisi.
“Sebelum koalisi, PKS harus menyiapkan konsep koalisi yang sesuai
dengan sistem pemerintahan yang ada. Sebab, koalisi pemerintahan selama
ini mulai dari era Gus Dur, Megawati, SBY tahap 1 dan 2, semuanya gagal.
Oleh karena itu kami tidak mau ikut-ikutan mencari partner koalisi
sebelum jelas konsep koalisinya masing-masing,” kata Fahri, saat
dihubungi wartawan, Sabtu (11/4).
Karena itu, PKS belum akan menggalang pertemuan dengan partai
manapun. “Saat ini kami masih fokus untuk perhitungan suara dan menjaga
suara kami tetap utuh,” ujarnya.
Dijelaskan Fahri, pentingnya kesamaan konsep koalisi justru untuk
memperjelas rencana membangun pemerintahan. Koalisi harus bisa
mensiasati masalah yang secara teoritis akan selalu menghantui
pembentukan pemerintahan koalisi, yaitu anomali sistem presidensial dan
multi partai.
“Sistem negara kita ini kan anomali. Kita pilih sistem presidensil.
Harusnya hanya ada dua atau tiga partai. Sistem multi partai hanya ada
dalam sistem parlementer. Dengan sistem ini dan kondisi saat ini, tanpa
disiasati maka siapapun presiden yang berkuasa akan menghadapi kondisi
instabilitas yang sifatnya permanen ini. Sayangnya tidak ada satupun
partai yang bicara bagaimana cara mensiasati ini,” urainya.
PKS sendiri kata Fahri, memikirkan dua opsi yaitu memimpin koalisi atau menjadi oposisi guna menghindari jadi korban koalisi.
“Kami selalu dituduh menjadi biang kerok dalam koalisi, padahal kami
ini korban dari sistem koalisi yang tidak dipimpin secara baik,”
tegasnya.
Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan, sejak berkoalisi di bawah
pimpinan SBY, PKS tidak pernah diajak bicara mengenai pilihan cawapres
Boediono pada pilpres lalu dan berbagai kebijakan strategis lainnya.
“Karena itu, PKS tidak mau jadi bagian koalisi jika presidennya hanya
punya modal cengar-cengir atau ngotot tanpa konsep. PKS tidak mau lagi
ikut-ikutan membangun sesuatu yang akan hancur dalam waktu singkat.
Jangan karena popularitas tinggi, koalisi mendukung capres tertentu,
padahal capres tersebut tidak punya konsep apapun yang pernah
diungkapkan,” pungkas Fahri.
http://www.jpnn.com/read/2014/04/12/228008/Takut-jadi-Korban-Koalisi-Lagi,-PKS-Lebih-Hati-hati-