pkssiak.org - Oleh : Abu Haniyya
***
“Lagi ngapain, akh?”
“Lagi pilek, Pak.”
“Nah iya emang pileg sekarang, bukan pilpres”
“Terus bagaimana pam-nya?”
“Pam-nya lagi mati belum dihidupin.”
“Maatiiii..??? Maksud ana pengamanannya bagaimana? Bukan pam-air ledeng.”
Kami tertawa mengingat kembali percakapan Komandan Bidang Kepanduan dan Olahraga (BKO) DPD PKS Kota Bogor, Pak Nasri atau Jenderal Mener dengan salah seorang personel pengamanan DPD PKS Kota Bogor di salah satu DPC. KIsah lucu ini bila disampaikan ke sesame kader yang sedang berjaga di DPC dan DPRa menjadi guyonan yang menyegarkan.
Suasana cair, ceria tapi penuh keakraban pun terpancar usai kami bercerita kisah-kisah lain. Ukhuwaah pun terekat kuat sesama kami, kader dan simpatisan PKS yang berjuang tanpa kenal lelah. Mereka pejuang penjaga suara rakyat dengan totalitas.
Saat mengunjungi sebuah posko rekapitulasi suara di sebuah DPC di Kota Bogor, kader bersiap 24 jam menunggu form C1 dari saksi untuk siap dimasukkan dalam tabulasi nasional. DI posko itu puluhan kader sudah siap dengan laptop masing-masing. Kami, tim pengamanan mengunjugi mereka hampir tengah malam. Luar Biasa disana bahkan ada salah satu Aleg PKS yang tertidur di lantai ikut berbaur dan bekerja bersama kader.
Kami juga mengunjugi TPS-TPS, PPS dan PPK yang sedang mengadakan penghitungan dan rekapitulasi suara. Saat kami, tim pengamanan hadir di TPS, wajah para saksi tampak sumringah. Saat saksi di PPS kami datangi, kepercayaan dan keberanian mereka semakin bangkit. Tampak saksi di sebuah PPS dengan “garang” mengoreksi kesalahan panitia kelurahan. Mereka juga dengan sangat sigap dan cepat mengawal dan mengadvokasi suara PKS yang dikurangi sehingga kehilangan suara bisa dicegah.
Suatu waktu kami mendapat laporan potensi kecurangan di sebuah TPS, kami segera meluncur ke lokasi malam hari lewat pk. 21.00. Hampir 2 jam kami baru bisa menemukan lokasi TPS. Lokasi TPS yang dianggap bermasalah ini sungguh sulit akses kendaraan mobil. Kami harus berputar dan tidak menemukan jalan (mentok) yang dimaksud mendekati lokasi. Akhirnya dengan berjalan kaki, TPS terpencil ini kami temukan. Disana kami menyerap informasi dan memberi dukungan moril agar saksi PKS terus bekerja dengan benar dan semangat.
“Pak, kesatuan dari mana?” tanya seorang warga yang kami ketahui setelahnya adalah caleg dari Partai Gerindra. Ia membantu kami menunjukkan jalan menuju TPS yang kami cari. Ia melihat stiker besar KORSAD dan Pandu Keadilan yang dikiranya dari kesatuan TNI.
“Sebentar Pak, saya telpon kawan saya yang tahu TPS nya.”
Kami kemudian menjelaskan bahwa kami dari tim pengamanan pemilu PKS. Caleg Partai Gerindra tadi malah tambah ramah karena beliau banyak kenal dengan tokoh-tokoh PKS di Kota Bogor.
Dan di hari Ahad kemarin (13/4/2014), seorang tim pengamanan akhirnya melabuhkan cinta kasihnya pada pasangan halalnya. Sebuah pernikahan syahdu mengiringi perjalanan tugas mengamankan suara dan tertambat sementara di pelaminan indah dan cerah.
Akh Karis, yang sehari sebelum menikah masih aktif bertugas menjaga keamanan di Markaz Dakwah hingga PPS, hari ini sumringah menjalani prosesi hidup baru dalam perjanjian yang kuat.
Bersama Akh Karis, terbuncah kebahagiaan juga pada Akh Waldi. Jumat, 11 April 2013, lahir anak pertama yang sangat ditunggunya. Dalam kondisi tetap bertugas setiap hari Akh Waldi mendapat siraman kebahagiaan dari Allah berupa lahirnya anak pertama dalam keadaan sehat dan selamat dan normal.
Barakallah Akh Karis, atas pernikahan indahnya. Semoga cinta bersemi dan mengharumkan dakwah.
Barakallah Akh Waldi, atas hadirnya mujahidah dakwah yang akan mengokohkan barisan Islam nanti.
Sungguh sebuah perjalanan indah yang kami jalani sejak ribath menjelang tanggal 9 April hingga hari ini (Ahad, 13 April 2014). Patroli menjelajahi pelosok Kota Bogor dalam malam yang dingin dan gelap. Berkelling menjumpai pejuang hebat bernama saksi TPS, Koordinator saksi (KORSAK), Saksi di Kelurahan (PPS) dan Saksi di Kecamatan (PPK) dan juga tim rekap suara dari form C1 dan para kader dari tingkat DPRa hingga DPD Kota Bogor. Lelah, letih, jenuh dan mata yang terasa sangat berat tak membuat mereka kendor semangatnya mengawal suara yang diamanahkan rakyat pada PKS dan suara rakyat seluruhnya.
Setiap mata-mata yang lelah dan merah
Selalu ada balasan indah tak terbantah
Dari waktu dan kesempatan yang tersita
Akan ada jejak kisah tak terulang masa
Atas letih yang belum menepi
Akan datang dukungan tak pernah henti
“Ada dua bola mata (manusia) yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari karena takut kepada Allah dan bola mata yang menjaga pasukan fi sabilillah di malam hari.”