pkssiak.org - Dengung kipas di dinding mengusir diamnya malam. Aku ragu apakah gerimis ikut berbisik. Ataukah itu juga suara kibasannya.
Sudah berbulan-bulan, indahnya sepi pecah oleh ganasnya tsunami politik. Berisik. Gaduh. Semburkan api benci. Aku merasa di tengahnya.
Yang kuinginkan hanyalah ikut memperbaiki sekuat kemampuanku. Tak pernah kalah. Karena kemenangan adalah bendera prinsip yang selalu berkibar. Meskipun masih sedikit bilangannya. Tapi ia akan membelah dan terus membelah. Berkelipatan. Dalam senyap. Merayap. Bukan menggerogoti hati yang mencari. Bahkan menumbuhkan tunas-tunas kebaikan yang masih ada.
Aku membayangkan negeri yang dipenuhi oleh nilai tertinggi di alam ini: keadilan. Menjadi arus yang merangkul negeri-negeri dalam dekapan kasih sayang. Seperti Rasulullah yang bersabda di hari kemenangan (Fathu Makkah): al-yaum yaumul marhamah... Hari ini adalah hari kasih sayang. Bukan hari pertumpahan darah....
*by Abdul Wahid Surhim