"Kekuasaan dan Perluasan Da'wah" | Tadabbur QS Al-Kahfi 83-84
By: Abul Ezz
Rabu, 09 April 2014
0
pkssiak.org - Tadabbur Ayat (QS Al-Kahfi 83-84)
وَيَسْأَلُونَكَ
عَن ذِي الْقَرْنَيْنِ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا ، إِنَّا
مَكَّنَّا لَهُ فِي الأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِن كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.
1. Zulqarnaen adalah seorang raja yang adil, yang hidup pada masa Nabi Ibrahim alaihis salam, dan pernah thawaf di Ka`bah bersama Nabi Ibrahim alaihis salam (Ibn Uthaimin). Ada yang mengatakan beliau seorang nabi, malaikat, dan ada pula yang mengatakan beliau seorang hamba yang sholeh saja. Zulqarnaen ini bukanlah Iskandar Zulkarnaen yang berhasil menundukkan Parsi, karena Iskandar Zulkarnaen bukanlah seorang muslim, melainkan berkebangsaan Yunani.
2. Allah anugerahkan kepada beliau “تمكين” (Tamkin bermakna memiliki kedudukan yang kokoh, kekuatan yang lengkap, kekuasaan yang luas dan mendapat sokongan penuh dari pengikut dan rakyatnya) dan diberikan “سَبَبًا” (al-Razy: sababan pada asal maknanya adalah tali, kemudian digunakan untuk suatu istilah “apa saja” yang digunakan untuk bisa sampai kepada tujuan, atau dengan bahasa sederhanaya adalah fasilitas sarana dan prasarana). Artinya, Zulqarnaen adalah seorang raja yang memiliki perancangan yang rapih, memiliki tujuan yang jelas, dan Allah memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk beliau bisa sampai kepada tujuannya.
3. Dua nikmat besar yang diberikan Allah kepada beliau digunakan untuk menjalankan proyek besar, iaitu “mengeluarkan manusia dari penghambaan kepada manusia menjadi penghambaan kepada Tuhan-nya manusia -Allah subhaanahu wa ta`aala-” (Kekuatan Sarana dan Prasarana)
4. Yang diceritakan di dalam al-Qur`an bahwa beliau selalu berpindah dari satu negri ke negri yang lain, bahkan tidak ada negri kecuali telah dijamah oleh beliau. Allah menggambarkan di dalam al-Qur`an bahwa perjalanan beliau sampai ke daerah Timur dan Barat. (Perluasan Wilayah Da`wah).
5. Beliau juga bertemu dengan berbagai macam kaum. Di antara kaum yang dijumpai oleh beliau di daerah Maghrib adalah kaum yang punya peradaban. Ibn Juraij mengatakan: bahwa mereka memiliki kota yang pintu masuknya ada 12.000 pintu (al-Baghawy). Sementara di daerah Masyriq beliau bertemu dengan kaum yang tidak atau belum begitu punya peradaban (mereka tidak punya bangunan sebagai tempat mereka berlindung dari terik panas matahari). Dan beliau juga bertemu dengan kaum yang tidak begitu cerdas (al-Baidhawy) dan punya keterbatasan untuk mengungkapkan sesuatu. Kaum ini selalu diserang oleh Ya`juj dan Ma`juj. Ini semua menunjukkan bahwa da`wah Zulqarnaen menyentuh seluruh segmen masyarakat. (Perluasan Segmen Objek Da`wah)
6. Seterusnya Allah memberikan satu contoh kongrit bagaimana seharusnya kita bekerja dalam membangun da`wah, melalui kisah membangun benteng. Dimana pada awalnya mereka menawarkan kepada Zulqarnaen untuk membangun tembok yang bisa melindungi mereka dari serangan Ya`juj dan Ma`juj. Berapa saja biayanya akan mereka bayar. Zulqarnaen menolak bayaran mereka, dan dengan tegas mengatakan bahwa apa yang telah Allah anugerahkan kepada mereka jauh lebih besar lagi. Akan tetapi yang diinginkan oleh beliau adalah “amal jama`i” untuk melakukan kerja besar membangun tembok tadi. Begitulah seharusnya kita dalam membangun proyek kebangkitan umat ini, harus AMAL JAMA`I. Semuanya harus mengambil peran sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Jangan ada yang hanya jadi KOMENTATOR, PENONTON. (Kekuatan Struktural)
7. Proyek pembangunan tembok mulai dilaksanakan. Ada yang bertugas mengumpulkan potongan besi, ada yang bertugas membakarnya dan meniup apinya, dan yang membantu mengangkat cairan tembaga panas untuk beliau tuangkan dari atasnya. Begitulah bentuk AMAL JAMA`I yang dilakukan oleh mereka. Sehingga tembok besar itupun berhasil dibangun oleh mereka. (Kekuatan Struktural)
8. Ketika proyek besar itu sudah selesai, tidak ada klaim dari Zulqarnaen bahwa itu adalah atas jasa dan usahanya. Akan tetapi mengembalikan semuanya kepada Allah, bahwa itu semuanya adalah Rahmat Allah subhaanahu wa ta`aala.
قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي
Zulqarnaen berkata: ini adalah Rahmat dari Tuhan-ku. (Kekuatan Spritual)
*Oleh Ustadz Usman Jakfar
DPD PKS Siak - Download Android App